REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI memastikan saat ini masih terus melakukan pembatasan kapasitas penumpang. Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan hal tersebut dilakukan sebagai salah satu strategi penyesuaian operasional pada masa pandemi Covid-19.
“Keterisian masih kita batasi. Kalau untuk kereta rel listrik (KRL) hanya 35 sampai 40 persen, kalau kereta jarak jauh hanya 70 persen kapasitas,” kata Didiek dalam acara HUT ke-75 KAI yang disiarkan secara virtual, Senin (28/9).
Didiek mengakui, dengan adanya pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) maka volume penumpang yang diangkut hanya 10 persen dari situasi normal. Dalam situasi normal, kata dia, KAI bisa mengangkut sekitar 1,3 juta penumpang dalam satu hari.
“Sekitar satu juta seratus itu untuk KRL dan 200 ribuan untuk kereta api jarak jauh,” ujar Didiek.
Dia menambahkan, dalam kondisi pandemi Covid-19, KAI juga memprioritaskan proteksi kepada karyawan yang masih harus bertugas di stasiun. Didiek mengatakan kelengkapan masker, face shield, dan hand sanitizer diterapkan bagi karyawan.
Selain itu, Didiek menuturkan disinfektan juga dilakukan untuk memastikan kenyamanan penumpang. “Di stasiun disinfektan, kereta juga untuk memberikan kenyamanan,” ujar Didiek.
Didiek memastikan, KAI terus berkomitmen untuk menerapkan penyesuaian operasional selama masa pandemi Covid-19. Sehingga, lanjut dia, pola operasional dilakukan secara tertib, disiplin, dan konsisten.