Senin 28 Sep 2020 15:09 WIB

Pulau Morotai Masuk dalam Wilayah Rawan Bencana Gempa

Pulau Morotai masuk dalam wilayah rawan bencana gempa berpotensi tsunami.

Pulau Morotai masuk dalam wilayah rawan bencana gempa berpotensi tsunami (Foto: ilustrasi Pulau Morotai)
Foto: Republika/Heri Ruslan
Pulau Morotai masuk dalam wilayah rawan bencana gempa berpotensi tsunami (Foto: ilustrasi Pulau Morotai)

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Taruna Siaga Bencana (Tagana) Maluku Utara (Malut) menyatakan, Kabupaten Pulau Morotai, harus menyiapkan jalur evakuasi. Pasalnya, wilayah tersebut masuk sebagai salah satu daerah di bibir Pasifik yang rawan bencana gempa bumi.

Ketua FK Tagana Provinsi Malut, Achmad Baligi dihubungi, Senin (28/9), mengatakan, Pulau Morotai sebagai daerah rawan bencana dan seringkali terjadi gempa berpotensi terjadi tsunami. Untuk itu masyarakat diminta waspada.

Baca Juga

"Sebagian masyarakat yang ada di pesisir Pulau Morotai belum mengetahui tentang antisipasi bencana yaitu kesiapsiagaan, mitigasi bencana dan memberikan pemahaman agar mereka dapat memahami pada saat bencana terjadi, yaitu tentang penyelamatan diri sesuai jalur-jalur evakuasi ke tempat aman," ujarnya.

Menurut dia, gempa atau yang disebut Jalur Cincin Api (Ring Fire) yang sering terjadi pergerakan dua lempengan besar yaitu Indonesia Australia dan Indonesia Pasifik. Melalui Permensos RI 128/tahun 2011 Tentang Kampung Siaga Bencana ( KSB), untuk itu di setiap kampung harus dibentuk siaga bencana.

"Di kampung harus ada anggota KSB dari masyarakat. Jadi, masyarakat harus terlatih serta diberikan pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat tentang tanggap bencana salah satu edukasi bencana," kata Achmad.

Hal ini terlihat dengan berbagai kejadian bencana gempaseperti terjadi pada 4 Juni 2020 dengan magditudo 7,1 SR mengakibatkan kerusakan rumah penduduk dan fasilitasi lainnya. Kemudian, pada 26 September 2020 terjadi gempa dengan magdituro 4,1 SR lokasi 29 Timur Laut dengan kedalaman 38 KM dari Kota Daruba-Morotai, Malut.

Ia berharap agar Pulau Morotai harus membentuk KSBsebagai model pendekatan penanggulangan bencana. Masyarakat morotai diminta selalu siap, dan perlu memperhatikan petunjuk jalur-jalur evakuasi atau tempat atau titik aman. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement