Senin 28 Sep 2020 15:13 WIB

China Hadapi Pembatasan AS untuk Ekspor Produk Chip

As dinilai mendominasi rantai pasokan industri semikonduktor termasuk chip global

Red: Nur Aini
Foto: ilustrasi chip. China menghadapi pembatasan ekspor chip dari AS
Foto: Wallpaper Flare
Foto: ilustrasi chip. China menghadapi pembatasan ekspor chip dari AS

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- China harus bersiap untuk "long march" (perjalanan panjang) baru di sektor teknologi karena sekarang Amerika Serikat telah memberlakukan pembatasan ekspor pada produsen chip terbesar di negara itu, Semiconductor Manufacturing International Corp (SMIC).

Hal itu disampaikan pada Ahad (28/9) dalam kolom opini tabloid yang didukung pemerintah China, Global Times. Penulis opini yang tidak disebutkan namanya di tabloid tersebut berpendapat bahwa dominasi AS terhadap rantai pasokan industri semikonduktor global adalah "ancaman mendasar" bagi China.

Baca Juga

"Sekarang tampaknya China perlu mengontrol semua penelitian dan rantai produksi industri semikonduktor, dan melepaskan diri dari ketergantungan pada AS," kata penulis opini tersebut dalam tulisannya.

Pada Sabtu, Reuters melaporkan bahwa AS telah mengirim surat kepada sejumlah perusahaan untuk memberi tahu mereka bahwa mereka harus mendapatkan izin untuk memasok bahan semikonduktor ke SMIC. Surat tersebut menyatakan bahwa SMIC dan anak perusahaannya "dapat menimbulkan risiko pengalihan (penggunaan bahan semikonduktor) yang tidak dapat diterima untuk penggunaan akhir militer." Namun, pihak SMIC membantah bahwa perusahaan itu memiliki hubungan dengan militer China.

Aksi pembatasan oleh AS terhadap SMIC, dan sebelumnya terhadap Huawei Technologies Co Ltd, menurut penulis opini di Global Times itu, menggambarkan bahwa AS sedang memimpin pertempuran berlarut-larut untuk "penindasan teknologi tinggi" melawan China. Meskipun perusahaan seperti Tencent Holdings Ltd dan Beijing ByteDance Co Ltd telah membuat beberapa terobosan teknologi, mereka masih bergantung pada teknologi chip AS, kata opini tersebut.

"Dasar dari seluruh industri teknologi masih di tangan orang Amerika. Setidaknya untuk saat ini. China harus melompat dari nol ke satu untuk memberikan dukungan yang solid bagi persaingan negara dengan AS," kata penulis itu dalam tulisan opininya.

The Global Times adalah tabloid yang diterbitkan oleh People's Daily, yakni surat kabar resmi dari Partai Komunis China yang berkuasa. Akan tetapi, The Global Times tidak beroperasi atau membuat laporan atas nama partai dan pemerintah China, tidak seperti publikasi induknya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement