Senin 28 Sep 2020 16:03 WIB

Asosiasi Minta Masker Scuba Produksi UMKM tidak Dilarang

Masker berbahan scuba dianggap tidak maksimal mencegah penularan virus Covid-19.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Masker berbahan scuba dijajakan di pinggir jalan. Pemerintah melarang penggunaan masker scuba karena ianggap tidak maksimal dalam mencegah penularan virus Covid-19.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Masker berbahan scuba dijajakan di pinggir jalan. Pemerintah melarang penggunaan masker scuba karena ianggap tidak maksimal dalam mencegah penularan virus Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah melarang penggunaan masker kain berbahan scuba. Sebab, dianggap tidak maksimal dalam mencegah penularan virus Covid-19.

Sementara, sejumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah terlanjur memproduksi masker bahan scuba dalam jumlah banyak. Dengan begitu, saat ini masih banyak masker scuba yang dijual di pasaran.

Baca Juga

Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun menyatakan, kebijakan pemerintah seharusnya tetap berpihak ke UMKM. Namun tetap memperhatikan protokol kesehatan.

"Jadi jangan dilarang (masker scuba). Harusnya diberikan solusi," ujar Ikhsan kepada Republika.co.id, Senin (28/9).

Masker scuba produksi UMKM, menurutnya harus tetap bisa diserap. "Solusi yang terbaik dengan melapisi tisu di dalamnya," kata dia.

Sebelumnya ia juga menyatakan, penerapan kembali Pembatasan Sosial Berskala Kecil (PSBB) akan berdampak ke Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Seperti diketahui, PSBB kembali diberlakukan di Jakarta sejak 14 September lalu.

"Sudah pasti UMKM Jakarta terdampak. UMKM Jakarta sekarang bukan lagi bangkit, tetapi bertahan," ujar Ikhsan.

Ia menegaskan, daya tahan UMKM hanya dua sampai tiga bulan ke depan. Setelah itu akan bangkrut lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement