REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarto mengungkapkan mulai adanya wisatawan asing yang berkunjung ke destinasi wisata di wilayah setenpat, tepatnya ke Gunung Bromo. Kunjungan wisatawan asing ke Gunung Bromo tersebut menjadi yang pertama semenjak dibuka kembali, setelah sebelumnya ditutup akibat pandemi Covid-19.
Sinarto menyatakan, pihaknya masih menyelediki wisatawan asing ini datang dari luar negeri atau ekspatriat yang telah lama bekerja di Indonesia. Sebab, sejak merebaknya Covid-19 pada Maret 2020, kran masuk turis mancanegara belum dibuka kembali.
"Saya kemarin kaget dapat laporan dari Bromo ternyata ada wisatawan asing. Saya ingin tahu, nanti saya konfirmasi, itu dari Bali yang tidak bisa pulang atau perjalanan penerbangan langsung. Pengunjung ini bisa jadi dia domisili Bali, dengan kondisi seperti ini dia ingin wisata kemana-mana. Jadi begitu. Ekspatriat ya juga bisa," ujar Sinarto di Surabaya, Senin (28/9).
Kondisi pariwisata di Jawa Timur memang perlahan mulai bangkit. Beberapa destinasi telah dibuka. Selain Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tempat wisata yang sudah bisa dikunjungi yakni Gunung Ijen.
Sinarto menyebutkan, setidaknya ada sekitar sekitar 500 tujuan wisata yang telah dibuka kembali. Sementara hotel yang telah beroperasi lagi ada sekitar 800-an di seluruh Jawa Timur.
Catatan Disbudpar Jatim, sudah dua juta pergerakan wisatawan hingga Tanggal 10 September 2020. Sinarto mengakui, jumlah kunjungan ini belum banyak. Sebab, baru sekitar 50 persen dari total kapasitas daya tampung yang dibuka oleh pengelola wisata.
"Memang tidak bisa cepat, karena setiap tujuan wisata itu membatasi 20 persen (daya tampung) lalu dievaluasi, kemudian ditingkatkan 30-40 persen lalu dievaluasi. Melihat perkembangan Covid-19 di daerah masing-masing," ujarnya.
Terlepas dari itu, Sinarto berharap baik wisatawan maupun pengelola tempat wisata tidak lengah terhadap Covid-19. Protokol kesehatan harus ditegakkan secara ketat, mengingat penyebaran Civid-19 belum berhenti. "Tidak boleh lengah, Tim evaluasi kita dorong. Jangan ada kluster di wilayah pariwisata," kata dia.