Selasa 29 Sep 2020 04:40 WIB

Mantan Napi Teroris Ungkap Cara Radikalisme Masuk Rohis

Radikalisme di Rohis dibawa orang yang punya hubungan dengan organisasi internasional

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Radikalisme(ilustrasi)
Foto: punkway.net
Radikalisme(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Napi Teroris, Ustaz Amir Abdul Haris mengungkap cara paham radikal masuk ke lingkungan sekolah, khususnya di organisasi Rohani Islam (Rohis). Menurut dia, radikalisme di Rohis dibawa oleh orang-orang yang memiliki hubungan dengan organisasi internasional. 

Ustaz Haris pun menceritakan awal dirinya terpapar radikalisme di sekolahnya duku. Dia sendiri mulai tertarik mengenal Islam pada 1983-an. Kemudian, ia rajin mengikuti kegiatan-kegiatan rohis di sekolahnya. Saat itu dia juga tertarik dengan searang guru matematika di sekolahnya. 

"Ada seorang guru matematika, tapi karena saya melihat kelebihan dari sisi agama, kemudian saya mulai tertarik. Waktu itu melalui kegiatan-kegiatan Rohis di SMA saya di Jakarta," ujarnya dalam diskusi daring "Peci dan Kopi" yang diikuti Republika.co.id,  Senin (28/9). 

Menurut dia, guru matematika yang dianggapnya memiliki pengetahuan agama tersebut memiliki hubungan dengan organisasi internasional. Karena, beberapa bulan setelahnya orang yang merekrutnya itu pergi berjihad ke Afghanistan. 

"Satu dua bulan setelah merektut saya dia sudah pergi berjihad di Afghanistan selama enam tahun. Itu kan artinya memang satu kader yang direncanakan," ucapnya. 

Ustaz Haris mengatakan, upaya gerakan radikal di sekolahnya waktu itu bisa dibilang cukup berhasil. Karena, pada saat itu, dirinya juga bisa terpapar paham radikal yang dibawa mereka. Bahkan, ia juga turut memaparkannya ke siswa-siswa lainnya, khususnya siswa baru. 

"Jadi, begitu memang yang menjadi sasarannya itu adalah ketika di awal-awal tahun ajaran, murid siswa baru. Jadi, di waktu zamannya saya pegang di OSIS dan Rohis, siswa baru diwajibkan mengikuti acara traning tiga hari yang Rohis lakukan di sekolah," katanya. 

"Nah itu masuk supaya kami waktu itu bisa merekrut sebanyak-banyaknya teman-teman di SMA untuk ikut dalam gerakan kami waktu itu," imbuhnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement