REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Harlin Rahardjo menargetkan pelatnas renang bisa dimulai pada Oktober mendatang di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno, Jakarta.
Renang menjadi satu-satunya cabang olimpiade yang belum juga melaksanakan pelatnas karena belum menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kemenpora. Harlin berharap MoU bisa dilakukan paling cepat awal pekan depan.
“Sebenarnya MoU sudah hampir selesai pertengahan September, tetapi karena PSBB lagi jadi agak sulit,” ujar Harlin yang dihubungi di Jakarta, Senin.
“Karena diskusinya ini disyaratkan Kemenpora harus bertemu, jadi Kamis pekan lalu ketemu. Kami dijanjikan awal pekan depan ini kalau bisa sebelum 30 September bisa tanda tangan MoU. Jadi Oktober pelatnas sudah bisa jalan,” katanya melanjutkan.
Meski jauh tertinggal dengan cabang olahraga lain dalam menggelar pelatnas, Harlin mengaku tak masalah karena federasi tak mau ambil risiko mempertaruhkan keselamatan dan kesehatan para atletnya di saat jumlah kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi.
Jika sudah MoU dan pencairan dana, pelatnas renang tahun ini akan difokuskan ke Olimpiade Tokyo terlebih dahulu. Ada enam atlet yang terpilih, yaitu I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi, Azzahra Permatahani, Farrel Armandio Tangkas, dan Glenn Victor.
Keenam atlet itu harus bisa mendekati limit A agar bisa lolos kualifikasi Olimpiade. Namun sejauh ini, belum ada perenang yang bisa menembusnya.
Terkait tempat latihan, PRSI sudah mengajukan izin ke pihak GBK untuk bisa menggelar pelatnas. Latihan enam orang dalam satu kolam, menurut dia, seharusnya tidak masalah.
“Harusnya bisa dapat ya. Secara teknis tidak ada isu. Latihan enam orang dalam satu kolam itu tidak masalah," tuturnya.
Meski belum pelatnas, para atlet saat ini masih terus melakukan latihan bersama klubnya masing-masing. Mereka juga tengah melaksanakan pemusatan latihan daerah (pelatda) untuk PON Papua 2021.