REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT menjaminkan ampunan bagi siapa saja hamba-Nya yang menjauhi dosa-dosa besar dan perkara-perkara yang diharamkan.
Janji llah SWT ditegaskan dalam surat An-Nisa ayat 31:
إِنْ تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
"Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapuskan kesalahan-kesalahanmu dosa-dosamu yang kecil dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga)."
Dalam kitabnya Al-Kabair, Syekh Syamsudin Muhammad bin Utsman bin Qaimaz At-Turkmaniy Al-Fariqy Ad Dimasyqiy As-Syafi'iy mengatakan, berdasarkan nash di atas, Allah menjamin surga bagi yang menjauhi dosa-dosa besar. Hal itu ditegaskan Allah dalam surat As-Syura ayat 37:
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ
"Dan bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji dan apabila mereka marah mereka memberi maaf."
Dalam surat lain An-Najm ayat 32 Allah berfirman:
الَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ إِلَّا اللَّمَمَ ۚ إِنَّ رَبَّكَ وَاسِعُ الْمَغْفِرَةِ
"Yaitu orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji yang selain dari kesalahan-kesalahan kecil. Sesungguhnya Rabbmu Mahaluas Ampunan-Nya."
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، أَنَّ رَسُولَ اللّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَقُولُ: "الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ، إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ".
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda. "Sholat lima waktu, shalat Jumat, dan Puasa Ramadan menghapus dosa-dosa yang dilakukan di sela-selanya jika dosa-dosa besar telah dijauhi." (HR Imam Ahmad, Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, Khuzaimah, dari Abu Hurairah).
Menurutnya dari dalil di atas lazim bagi kita untuk meneliti apa saja yang termasuk Kabair supaya kita dan semua orang Islam bisa menjawabnya. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukannya, ketika ada yang mengatakannya. Ada yang menentukan bahwa kabair itu tujuh, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
عن أبي هريرة - رضي الله عنه - أن رسول الله - صلى الله عليه وسلم - قال: ((اجتنبوا السبع الموبقات))، قالوا: يا رسول الله، وما هن؟ قال: ((الشرك بالله، والسحر، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق، وأكل الربا، وأكل مال اليتيم، والتولي يوم الزحف، وقذف المحصنات المؤمنات الغافلات))
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda, "Jauhilah tujuh perkara yang merusak!" Lalu beliau menyebutkan "Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali karena alasan yang dibenarkan, memakan harta anak yatim, memakan riba, meninggalkan medan perang dan menuduh wanita mukminah baik-baik telah berzina."
Ibnu Abbas RA berkata, “Dosa besar itu jumlahnya lebih dekat kepada 70 daripada kepada tujuh.”
Demi Allah kata Syekh Syamsudin Muhammad, ucapan Ibnu Abbas di atas benar adanya. Hadits sebelumnya tidaklah membatasi jumlah dosa besar.
Pendapat yang benar dan dilandasi dengan dalil menyebutkan bahwa siapapun melakukan perbuatan dosa yang memiliki hak di dunia seperti membunuh, berzina mencuri atau yang pelakunya mendapat ancaman kemurkaan, serta laknat dari Nabi Muhammad SAW di akhirat maka perbuatan itu termasuk dosa besar.
"Harus diterima pula bahwa dosa besar yang satu bisa lebih besar dibandingkan dengan dosa besar yang lain. Adalah Rasulullah menghitung syirik sebagai salah satu dosa besar padahal pelakunya kekal di neraka dan tidak akan diampuni selama-lamanya," katanya.