Senin 28 Sep 2020 23:51 WIB

Bandung dan Yogyakarta Jadi Opsi Alternatif IBL 2020

IBL berharap kompetisi tetap dilanjutkan lagi di Jakarta pada 13 Oktober.

Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, usai melakukan penandatangan nota kesepahaman penyelenggaraan olahraga aman Covid-19 dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kamis (17/9) secara virtual.
Foto: dok. IBL
Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, usai melakukan penandatangan nota kesepahaman penyelenggaraan olahraga aman Covid-19 dengan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Kamis (17/9) secara virtual.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operator Indonesian Basketball League (IBL) mempersiapkan Bandung dan Yogyakarta sebagai kota alternatif lanjutan kompetisi IBL Pertamax 2020 seandainya DKI Jakarta tidak memungkinkan untuk menggelar kompetisi olahraga sehubungan dengan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.

Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mengatakan kompetisi tetap diharapkan bisa digelar di Mahaka Square Arena Jakarta pada 13 Oktober.

Namun kondisi PSSB serta tingginya jumlah kasus positif Covid-19 di ibu kota membuatnya perlu menyiapkan skenario lain, termasuk persiapan kelanjutan liga di dua kota alternatif yang telah dipilih.

“Kalau untuk siap pindah lokasi pertandingan, kami harus selalu menyesuaikan. Kami ada opsi Yogyakarta, Bandung, Jakarta, persiapan di sana semua kami terus jalankan,” tutur Junas saat dihubungi dari Jakarta, Senin (28/9).

“Namun yang lebih kami pertajam di Jakarta karena lokasinya lebih ideal,” katanya lagi.

Junas mengaku pihaknya hingga saat ini masih terus koordinasi, baik dengan pemerintah daerah maupun Provinsi DKI Jakarta guna mendapatkan kepastian terkait izin menggelar kompetisi. Dia berharap segera mendapat titik terang dalam satu pekan ke depan.

IBL sebelumnya telah mengantongi surat rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk kembali menggulirkan kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia itu yang telah tertunda sejak Maret.

Kedua pihak sudah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang penyelenggaraan olahraga yang aman Covid-19. Kerja sama itu merupakan komitmen penyelenggara dalam menjamin pelaksanaan kompetisi dengan memperhatikan secara penuh protokol kesehatan.

Namun rekomendasi tersebut, menurut Junas, belum cukup untuk bisa benar-benar melanjutkan kompetisi. Masih ada hal-hal lain yang perlu dilengkapi, termasuk protokol kesehatan di lokasi pertandingan serta izin dari pemda.

“BNPB menilai kompetisi sudah layak dijalankan. Rekomendasi terhadap kegiatan olahraga nasional sudah, tetapi yang perlu dipertajam lagi (protokol) di lokasi, stadion, dan di kotanya,”

“Karena dari pemerintah pusat disebutkan untuk penyelenggaraan kompetisi itu pemda itu juga punya andil,” kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement