REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Para demonstran perempuan menyerang barisan polisi dan melempari mereka dengan bom molotov. Bentrokan di Mexico City ini terjadi dalam protes menuntut legalisasi aborsi.
Para pengunjuk rasa yang memakai bandana hijau menjadi simbol gerakan pro-choice atau legalisasi aborsi di Amerika Latin. Pada Senin (28/9) mereka berkumpul di ibu kota Meksiko untuk merayakan Hari Aborsi Aman Internasional.
Polisi yang sebagian adalah perempuan merespons serbuan pengunjuk rasa dengan semprotan merica. Beberapa memegang tongkat pentungan dan melemparkan botol dan cat.
Setidaknya ada satu petugas yang sempat dilalap api karena terkena lemparan bom molotov. Gambar yang ditunjukkan televisi memperlihatkan rekan polisi tersebut segera memadamkan api.
Meksiko yang mayoritas penduduknya beragama Katolik Roma masih melarang aborsi di luar Mexico City dan negara bagian Oaxaca yang melegalisasinya tahun lalu. Selain itu aborsi masih ilegal di Meksiko kecuali untuk beberapa kondisi tertentu seperti pemerkosaan.
Undang-undang aborsi kembali mendapat sorotan setelah Hakim Agung Amerika Serikat (AS) Ruth Bader Ginsburg yang juga seorang advokat hak-hak perempuan pernah meragukan masa depan legalisasi aborsi.