REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sekjen Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Khusyaeri Suhail mengatakan, kenaikan angka perceraian di tengah pandemi perlu disikapi dengan serius. Dia juga mengingatkan, keluarga atau rumah tangga merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kehidupan rumah tangga.
"Kami dari IKADI senantiasa menyampaikan dalam ceramah-ceramah kami dan kepada para dai Ikadi, khususnya untuk menyikapi dan merespons perkembangan kehidupan rumah tangga dewasa ini, salah satunya angka perceraian yang meningkat yang menjadi dampak dari Covid-19," ujar Khusyaeri saat dihubungi Republika, Selasa (29/9).
"Kami senantiasa mengingatkan bahwa keluarga atau rumah tangga itu adalah satu elemen yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia," ujarnya menambahkan.
Dia menjelaskan, keluarga adalah faktor utama kesuksesan setiap orang, demikian pula dalam hal berbangsa dan bernegara. Keluarga merupakan akar dari kemajuan dan kesejahteraan masyarakat dan negara, kata dia.
"Kita sering mengingatkan bahwa keluarga adalah masyarakat atau komunitas mini yang sangat berpengaruh dalam kehidupan, sehingga kalau keluarga terbina dan terbangun dengan baik, maka anggota keluarga itu akan menjadi pionir kebaikan di tengah masyarakatnya," jelasnya.
"Sebaliknya ketika potret keluarga dalam suatu masyarakat itu buram, maka bisa dipastikan fragment kehidupan itu akan gelap," sambungnya.
Keluarga, kata Khusyaeri juga menjadi perhatian penting dalam Islam, sebagaimana yang tertulis dalam Alquran maupun hadits. Dalam kalam-Nya, Allah SWT mengibaratkan pernikahan sebagai sebuah ikatan yang kuat atau perjanjian yang berat, sehingga manusia diharapkan untuk senantiasa menjaga dan membina keluarga mereka dengan baik.
"Dan jika dilihat, perhatian Alquran juga hadits hadits Rasulullah tentang pernikahan amatlah tinggi, dimana pernikahan ditempatkan sebagai suatu yang sangat sakral, penting, sehingga perlu mendapatkan perhatian serius dari setiap insan," ujar Khusyaeri.
Di dalam hadits, Rasulullah menyampaikan satu statemen yang sangat penting terkait ini, bahwa kebaikan seseorang ternyata bervariabel dan ukurannya itu dilihat dari sejauh mana dia membangun keluarganya dengan baik.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." (HR Tirmidzi)
Allah SWT, dalam firman-Nya juga mengingatkan, salah satu barometer kualitas keimanan seseorang adalah dilihat sejauh mana perhatiannya terhadap keluarganya. Sejauh mana keseriusan dan kesungguhannya dalam menjaga dan memelihara keluarganya dari api neraka.
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim:6)
"Ini artinya salah satu tugas orang beriman adalah bagaimana menghindarkan diri dan keluarganya dari api neraka, dan bagaimana mengkondisikan, mendidik dan membangun keluarganya menjadi ahli surga yang jauh dari api neraka," ujar Khusyaeri.
Kasus perceraian pada periode Januari hingga Agustus 2020 sudah mencapai 5.000 kasus di Pengadilan Agama Kota Bandung. Diperkirakan, kasus perceraian akan terus bertambah hingga akhir tahun mencapai 7.000 kasus. Ini disampaikan oleh Wali Kota Bandung Oded M Danial, merujuk data Pengadilan Agama Bandung.