Selasa 29 Sep 2020 12:27 WIB

PTPN Bidik Produksi Gula Konsumsi 2 Juta Ton di 2024

Pada 1930-an Indonesia pernah menjadi ekspotir gula dunia dengan 189 pabrik gula.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)
Foto: fxcuisine.com
Proses produksi gula dalam pabrik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perkebunan Nusantara (PTPN) Holding mulai menargetkan produksi gula dalam lima tahun ke depan mencapai 2 juta ton. Target kenaikan produksi itu seiring langkah perseroan yang memfokuskan bisnis pada komoditas sawit dan tebu.

Direktur Direktur Utama Holding PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengatakan, saat ini rata-rata produksi gula tebu dari PTPN hanya berkisar 900 ribu ton. Ia mengakui, tren produksi gula terus merosot dari tahun ke tahun.

Baca Juga

Padahal, kata dia, jauh sebelum merdeka atau sekitar 1930-an Indonesia pernah menjadi ekspotir gula dunia dengan 189 pabrik gula. Total kapasitas produksi gula dahulu mencapai 3 juta ton dan 2,5 juta ton di antaranya di ekspor.

"Tapi, apa kejadian sekaran? Indonesia menjadi importir gula terbesar di dunia. Maka dari itu kebijakna kami yang terbesar untuk gula," kata Abdul dalam webinar LPP Agro Nusantara, Selasa (29/9).

Abdul menerangkan saat ini kebutuhan total gula nasional untuk industri dan konsumsi masyarakat sekitar 6 juta ton. Sementara produksi dalam negeri seluruhnya hanya 2 juta ton sehingga 4 juta ton sisanya diimpor dari berbagai negara.

"Atas dasar itu, kita sudah susun roadmap dengan memperluas area budidaya," katanya menambahkan.

Total area budidaya tebu untuk perbenihan saat ini sebanyak 55 ribu hektare. PTPN bakal memperluas dua kali lipat dalam waktu lima tahun. Adapun untuk luas pertanaman diharapkan mencapai 300 ribu hektare dengan naiknya area perbenihan.

Abdul menuturkan, jika produktivitas bisa dicapai hingga 7 ton per hektare, dengan luas 300 ribu hektare setidaknya bisa diperoleh produksi tebu hingga 2 juta ton.

Ia mengatakan, peta jalan strategi pengembangan gula itu bukan hanya sebagai bagian dari aksi korporasi. Namun, membantu pemerintah dalam menstabilkan harga gula yang saat ini kerap fluktuatif dan memberatkan pengeluaran masyarakat.

Namun, seiring dengan target naiknya produksi gula, PTPN juga meminta agar mendapatkan alokasi impor raw sugar. Ia mengatakan, saat ini produksi gula dalam negeri mayoritas dihasilkan oleh PTPN, namun importasi raw sugar mayoritas dilakukan oleh swasta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement