REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Rivalitas Amerika Serikat (AS) dan China kembali berkobar di Laut China Selatan (LCS), Senin (28/9). Beijing membalas tuduhan dari Washington bahwa pihaknya telah mengingkari janji untuk memiliterisasi LCS.
Juru bicara departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus mengatakan, China telah mengejar militerisasi yang sembrono dan provokatif terhadap pos-pos terdepan yang disengketakan di Kepulauan Spratly LCS. Ortagus juga menambahkan bahwa Partai Komunis yang berkuasa di China tidak menghormati kata-kata atau komitmennya.
Menyoal LCS dalam pernyataannya, Ortagus mengutip janji Xi selama kunjungan tahun 2015 ke Gedung Putih bahwa China tidak berniat untuk mengejar militerisasi di Kepulauan Spratly. Penyebaran rudal jelajah anti-kapal China dan kemampuan pengawasan canggih di pulau-pulau buatan, serta pembangunan hanggar dan landasan pacu jet tempur menunjukkan bahwa mereka menggunakan pos terdepan untuk menegaskan kendali atas perairan.
China mengklaim hampir seluruh LCS untuk negaranya sendiri. Wang mengatakan pihaknya berhak untuk melanjutkan sesuai keinginannya di pulau-pulau itu, terutama ketika akan menggunakan haknya untuk membela diri. Infrastruktur di pulau-pulau tersebut juga menguntungkan dunia, menurut Wang.