REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penduduk di Ninawa, Kota Mosul, Irak yang menjadi daerah diutusnya Nabi Yunus, suatu hari merasakan ketakutan hebat. Anak-anak menangis, orang dewasa gemetaran melihat bencana besar yang sudah di depan mata. Awan tebal menutup langit dan matahari selama beberapa hari. Guntur menggelegar bersama kilatan petir yang tidak ada hentinya.
Seketika, penduduk mengingat ucapan Yunus beberapa hari sebelumnya, tentang azab besar bagi mereka yang tidak mau menuruti perintah Allah. Para tokoh masyarakat Ninawa tersadar bahwa bencana besar ini terjadi karena mereka tidak menghiraukan ajaran Tuhan yang didakwahkan Yunus.
Ketakutan akan bencana ini membuat warga Ninawa berbondong-bondong meninggalkan berhala mereka. Terduduk di tanah sambil menengadah ke langit meminta ampunan Allah.
Akhirnya, tanda-tanda azab yang hampir pasti melumat mereka, mengetuk kesadaran bertaubat kepada-Nya dan menyelamatkan semua penduduk dari kebinasaan. Kisah ini diabadikan dalam Alquran, Surat Yunus ayat 98:
فَلَوْلَا كَانَتْ قَرْيَةٌ ءَامَنَتْ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوْمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُوا۟ كَشَفْنَا عَنْهُمْ عَذَابَ ٱلْخِزْىِ فِى ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا وَمَتَّعْنَٰهُمْ إِلَىٰ حِينٍ
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu."
Nabi Yunus yang sebelumnya telah meningalkan Ninawa juga kembali lagi ke kaumnya. Lebih dari ratusan ribu kaum Yunus akhirnya beriman kepada Allah. Mereka juga diberi kenikmatan yang melimpah lebih dari sebelum bertaubat.