Selasa 29 Sep 2020 16:00 WIB

Korsel Perketat Protokol Kesehatan Saat Kasus Covid-19 Turun

Otoritas Korsel mengimbau warganya tetap di rumah saat libur hari raya

Red: Nur Aini
Petugas menyemprot disinfektan di jalan sekitar Gereja Sarang Jeil di Seongbuk, Korsel pada Senin (17/8). Gereja Sarang Jeil dan Shincheonji menyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Korsel.
Foto: EPA
Petugas menyemprot disinfektan di jalan sekitar Gereja Sarang Jeil di Seongbuk, Korsel pada Senin (17/8). Gereja Sarang Jeil dan Shincheonji menyumbang lonjakan kasus Covid-19 di Korsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan pada Selasa (29/9) meminta warganya untuk tetap menjaga jarak sosial yang ketat meskipun ada sedikit penurunan dalam jumlah kasus Covid-19, dengan jutaan orang akan melakukan perjalanan untuk hari libur besar.

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) melaporkan 39 kasus baru Covid-19 pada Senin tengah malam, yang menandai hari kelima kenaikan dua digit kasus harian. Itu membuat total kasus Covid-19 di Korea Selatan menjadi 23.699, dengan 407 korban jiwa.

Baca Juga

Angka tersebut muncul sehari setelah penghitungan kasus harian Covid-19 turun ke tingkat terendah sejak klaster baru kasus virus corona muncul dari sebuah gereja dan rapat umum politik besar bulan lalu. Klaster itu mengakibatkan lebih dari 1.800 kasus infeksi virus corona.

Otoritas kesehatan Korsel pun mengimbau orang-orang untuk tinggal di rumah dan menahan diri dari pertemuan menjelang libur hari raya Chuseok di Korsel yang dimulai pada Rabu (30/9), meskipun jutaan orang diperkirakan masih melakukan perjalanan di dalam negeri.

"Kami meminta anda untuk menyadari bahwa liburan Chuseok tidak boleh memicu penyebaran Covid-19 secara nasional sehingga anda perlu bertindak sesuai dengan langkah pencegahan," kata Wakil Menteri Kesehatan Korsel Kang Do-tae dalam sebuah pertemuan.

"Menaati aturan jaga jarak dan memakai masker adalah cara teraman untuk melindungi diri anda, keluarga dan masyarakat," ujar Wamenkes Kang.

Pemerintah Korsel melonggarkan beberapa aturan jarak sosial setelah tingkat kasus infeksi corona melambat bulan ini tetapi memberlakukan langkah-langkah khusus untuk liburan, termasuk melarang makan di tempat istirahat jalan raya dan kunjungan ke panti jompo serta mewajibkan pemeriksaan suhu di semua stasiun. Kang juga memperingatkan akan adanya hukuman tegas terhadap siapa pun yang mengambil bagian dalam kegiatan umum politik. Pihak berwenang Korsel mengatakan mereka telah melarang sekitar 137 kegiatan demonstrasi.

Hasil jajak pendapat menunjukkan perkiraan yang beragam tentang kegiatan perjalanan selama masa libur di tengah pandemi. Lebih dari 78 persen warga Korsel mengatakan mereka berencana untuk tinggal di rumah selama liburan, menurut sebuah survei yang dilakukan selama akhir pekan oleh Institut Opini Masyarakat Korea. Namun, pihak otoritas bandara pada Ahad mengatakan bahwa jumlah orang yang melakukan penerbangan domestik akan turun 25 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement