REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmy Suwandy menilai bahwa kendaraan listrik semakin diminati masyarakat dari tahun ke tahun. Hal ini dibuktikan dengan permintaan salah satu kendaraan non-polusi milik Toyota, yakni Prius.
"Waktu awal-awal kami meluncurkan Prius, sekitar 10 tahun yang lalu, permintaannya kecil sekali ya. Bahkan single digit atau double digit. Tapi sejak beberapa tahun belakangan ini demand-nya juga semakin meningkat," ujar Anton saat Workshop Wartawan Industri 2020 yang digelar Astra secara virtual, Selasa.
Contoh lain, menurut Anton, pada penjualan Toyota Camry sesaat setelah diluncurkan. Porsi permintaan jenis hibrid meningkat 15-20 persen dari total penjualan. Hal yang sama terjadi pada produk Toyota CHR dan Toyota Corolla Cross, di mana 70 persen dari total Surat Pemesanan Kendaraan (SPK)-nya merupakan permintaan untuk jenis hibrid.
"Jadi, kalau SPK nya 300 unit di bulan pertama peluncuran, kira-kira 200 unit dari SPK itu adalah hibrid. Bisa dibayangkan sampai Agustus kami sudah menjual 3.000 unit mobil elektrik, termasuk hibrid. Kalau Corolla Cross itu satu bulan saja sudah 200. Jadi, setahunnya bisa dikali 12 mencapai 2.000-an unit. Dalam waktu hampir setahun itu penjualannya bisa mirip penjualan hibrid selama sepuluh tahun belakangan ini," jelas Anton.
Dengan demikian, Anton menyebut bahwa fenomena penjualan mobil listrik cukup luar biasa di Indonesia, terlebih di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Anton meyakini jika pada kondisi normal, angka penjualan mobil listrik pasti akan lebih tinggi dari saat ini.
"Kalau pada kondisi market yang baik, pasti penjualannya akan semakin meningkat. Tidak hanya di Toyota, tapi merek lain juga pasti bagus," kata Anton.