REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Borneo FC kecewa lanjutan Liga 1 Indonesia tak jadi digelar pada 1 Oktober.
Manajer Borneo FC Farid Abubakar mengatakan dalam beberapa kali pertemuan dengan operator bersama klub, tak menyinggung soal izin keamanan dari pihak kepolisian. Maka klub mengira lampu hijau sudah didapatkan oleh federasi maupun operator liga.
"Kecewa pastilah ada. Karena kita sudah menjalani beberapa kali meeting dan tidak ada sama sekali bahasan perihal izin keamanan dari kepolisian. Jadi terkesan sekarang liga ini menjalankan kelanjutan liga secara terburu-buru," kata Farid.
Tidak keluarnya izin itu tentu membuat klub kecewa. Karena persiapan kelanjutan Liga 1 sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tapi dua hari sebelum dimulai, malah dibatalkan.
Di samping itu, klub juga telah meyakinkan para pemainnya untuk segera berkumpul menyiapkan diri jelang bergulirnya liga. Namun apa daya ketika pemain sudah berkumpul, berlatih, dan akan berangkat ke pulau Jawa, kabar tak sedap itu muncul.
"Mereka tidak memikirkan klub. Kemarin klub diberi harapan jika kompetisi digulirkan dan kita menyiapkan semuanya. Agar di tengah kondisi ini tim masih bisa berprestasi, tapi sekarang harus ditunda lagi harapan itu," kata dia.
Untuk langkah selanjutnya, manajemen akan menggelar diskusi dengan seluruh direksi dan pelatih sembari menanti keputusan absolut dan tanggung jawab dari operator liga dan federasi.
"Ya nanti bakal kita bicarakan lebih detail ke manajemen dan sekaligus pelatih. Karena jelas pelatih programmya juga akan berbeda kembali," kata dia.