Selasa 29 Sep 2020 18:28 WIB

UMKM Harus Bisa Pahami Tren Pasar Dunia

Saat pandemi, banyak anak muda menjadi reseller produk UMKM di platform digital.

Rep: iit septyaningsih/ Red: Hiru Muhammad
Perajin mengerjakan pembuatan kerajinan dari bahan stik es krim dan tusuk sate yang dipasarkan melalui media daring di Kampung Baru Cijahe RT 06/01, Curug Mekar, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/9/2020). Berdasarkan data dari Asia Pacific SMB Digital Maturity Study tahun 2020 mengungkapkan bahwa digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia bisa meningkatkan PDB Indonesia sebesar 160 sampai 164 miliar dolar AS pada tahun 2024 serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca COVID-19.
Foto: ANTARAArif Firmansyah
Perajin mengerjakan pembuatan kerajinan dari bahan stik es krim dan tusuk sate yang dipasarkan melalui media daring di Kampung Baru Cijahe RT 06/01, Curug Mekar, Kota Bogor, Jawa Barat, Ahad (20/9/2020). Berdasarkan data dari Asia Pacific SMB Digital Maturity Study tahun 2020 mengungkapkan bahwa digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia bisa meningkatkan PDB Indonesia sebesar 160 sampai 164 miliar dolar AS pada tahun 2024 serta berkontribusi pada pemulihan ekonomi pasca COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) terus menggulirkan berbagai program di tengah pandemi Covid-19. Tujuannya yakni menyiapkan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) supaya memiliki kemampuan kompetitif dengan berbagai produk dari luar. 

"Karena itu, penting juga dipahami tentang tren market dunia," ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, melalui keterangan resmi pada Selasa (29/9). Apalagi saat ini, kata dia, perubahan pasar begitu cepat, termasuk gaya hidup yang sangat memengaruhi perubahan tingkat konsumsi masyarakat. 

Maka, lanjutnya, pemerintah juga perlu memanfaatkan berbagai hasil riset dari beragam kampus. "Hasil riset itu untuk dikembangkan menjadi produk unggul yang bisa dijual di marketplace online," jelas Teten.

Dirinya juga menyebutkan, saat pandemi Covid-19 ini banyak anak muda berjualan dan mahasiswa menjadi reseller produk UMKM di platform digital, termasuk media sosial. Maka Teten berharap agar para pemuda dan mahasiswa memperhatikan kualitas produk dan kapasitas produksi dari barang yang dijualnya. Sebab di marketplace juga banyak produk yang sudah memiliki brand image kuat.

"Ke depan, kita ingin menyiapkan UMKM yang sudah memiliki keunggulan. Dengan begitu bisa menjadi The Future SME's yang bisa bersaing di pasar domestik dan global," tutur Teten. 

Sebelumnya, Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menegaskan, kementerian selalu berupaya memberikan kontribusi danbmeningkatkan semangat berwirausaha bagi masyarakat. Program magang pun digelar. "Program magang ini dilaksanakan untuk menumbuhkan wirausaha baru di kalangan pemuda dan pelajar," kata Arif. Program tersebut menurutnya, juga sebagai upaya mengurangi jumlah pengangguran dan pengentasan kemiskinan sehingga tercipta peluang lapangan kerja. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement