Rabu 30 Sep 2020 00:03 WIB

400 Nakes Aceh Positif Covid-19

Nakes yang terinfeksi Covid-19 di Aceh terus bertambah.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 400 tenaga kesehatan (nakes) positif Covid-19.
Foto: Wikimedia
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 400 tenaga kesehatan (nakes) positif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mencatat bahwa sekitar 400 tenaga kesehatan (nakes) di wilayah provinsi paling barat Indonesia itu terinfeksi positif Covid-19. Tujuh di antaranya telah meninggal dunia.

"Nakes kita yang positif Covid-19 400 orang di seluruh Aceh. Yang meninggal tujuh orang, lima dokter, satu perawat, dan satu tenaga laboratorium," kata Ketua IDI Aceh drSafrizal Rahman di Banda Aceh, Selasa (29/9).

Baca Juga

Dia menjelaskan, tenaga kesehatan yang terinfeksi positif Covid-19 di Aceh terus bertambah. Hal itu disebabkan perlindungan terhadap tenaga kesehatan yang belum maksimal di setiap fasilitas kesehatan.

Jika diperhatikan tenaga kesehatan yang positif Covid-19 terus bertambah, artinya ada peningkatan penularan yang sangat signifikan terhadap paramedis yang bertugas di lapangan. "Permasalahan utama kalau saya perhatikan adalah standar fasilitas kesehatan, bagaimana memberikan perlindungan kepada tenaga medisnya agar terhindari dari penularan Covid-19," kata Safrizal.

Di samping itu, ia juga menyebutkan tenaga medis juga makhluk sosial yang harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, baik belanja pasar atau tempat-tempat keramaian lainnya sehingga juga memiliki risiko untuk tertular di luar waktu kerjanya. "Jadi kemungkinan tertular dari tempat kerja dan dari luar tempat kerja, sehingga di rumah sakit perlu upaya perlindungan terhadap mereka dengan berbagai macam aturan saat menerima pasien-pasien," katanya.

IDI menyarankan agar seluruh fasilitas kesehatan yang menangani Covid-19 di daerah "Tanah Rencong" itu untuk membuat ruang darurat berupa tenda yang terpisah dari rumah sakit seperti halnya dilakukan RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh. Tujuannya agar setiap pasien yang masuk ke rumah sakit terlebih dahulu dilakukan skrining di tenda penapisan tersebut guna mendeteksi pasien mengarah ke Covid-19 atau tidak.

"Ruang emergency tenda seperti di RSUD Zainoel Abidin. Jadi disitu dilakukan skrining awal dulu terhadap pasien, apapun penyakitnya, apakah dia ada mengarah ke Covid-19 atau tidak," ujar Safrizal Rahman.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement