Rabu 30 Sep 2020 00:35 WIB

Studi: ASI Bisa Bantu Perangi Virus Corona

Peneliti di China menemukan paparan ASI dapat membunuh virus penyebab Covid-19.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Air susu ibu (ASI) yang diperah. Pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan meskipun ibu mengidap Covid-19.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Air susu ibu (ASI) yang diperah. Pemberian ASI tetap dapat dilanjutkan meskipun ibu mengidap Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah tim peneliti di Beijing, China menguji khasiat air susu ibu (ASI) pada sel yang terpapar Covid-19. ASI dikumpulkan pada tahun 2017, jauh sebelum dimulainya pandemi.

Dilansir laman South China Morning Post, Selasa (29/9), jenis sel yang diuji bervariasi, dari sel ginjal hewan hingga sel paru dan usus manusia dari kelompok usia muda. Hasil penelitian tersebut menunjukkan sebagian besar galur (strain) virus hidup terbunuh begitu terpapar ASI.

Baca Juga

"ASI memblokir perlekatan virus dan bahkan menahan terjadinya replikasi virus yang masuk ke dalam tubuh," kata pemimpin penelitian dari The Beijing University of Chemical Technology, Profesor Tong Yigang dalam dua makalah yang belum ditinjau sejawat dan diunggah ke biorxiv.org.

Menurut laporan media China, sejak Februari, bayi baru lahir di Wuhan harus dipisahkan dari ibunya yang positif Covid-19. Bayi sepenuhnya diberikan susu formula sebagai pengganti ASI.

Kebijakan itu diambil lantaran proses menyusui dianggap dapat menyebarkan virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, dari ibu ke bayinya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat juga memperingatkan bahwa bayi yang disusui oleh ibu yang dicurigai atau dipastikan positif Covid-19 juga harus dianggap sebagai suspek carrier.

Namun, studi terbaru mendukung sikap resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni ibu harus terus menyusui walaupun mereka mengidap Covid-19. The Global Health Body melacak 46 ibu terpapar Covid-19 yang menyusui anaknya di beberapa negara hingga Juni.

Gen virus terdeteksi dalam ASI tiga ibu, tetapi tidak ada bukti infeksi. Hanya satu anak yang dinyatakan positif Covid-19, sementara ia hampir tak mungkin tertular dari orang selain ibunya.

Dalam penelitiannya, Tong dan timnya mencampurkan beberapa sel sehat ke dalam ASI, membilasnya, lalu mengekspos sel tersebut kepada virus. Mereka mengamati hampir tidak ada virus yang bisa mengikatkan dirinya pada sel, apalagi masuk ke dalam sel yang pernah terpapar ASI.

Di samping itu, perlakuan yang sama juga tampak menghentikan replikasi virus dalam sel yang sudah terinfeksi. Mereka menyimpulkan, infeksi dapat dihambat oleh ASI, yang telah diketahui memiliki efek menekan pada bakteri dan virus seperti HIV.

Mereka mencurigai virus Covid-19 sensitif terhadap beberapa protein antivirus terkenal dalam susu, seperti laktoferin. Hanya saja, mereka tidak menemukan satu pun protein yang bekerja seperti yang mereka harapkan.

Menurut penelitian Tong, bahan yang paling mungkin untuk menghambat virus adalah protein whey. Protein whey yang terdapat pada sapi dan kambing mampu menekan galur virus hidup sekitar 70 persen. Sebagai perbandingan, khasiat protein whey manusia mencapai hampir 100 persen.

ASI mampu menghilangkan virus dalam jenis sel yang lebih luas. Akan tetapi, para peneliti belum tahu apa yang menyebabkan perbedaan tersebut.

Dalam penelitiannya, Tong belum menemukan tanda-tanda bahaya yang disebabkan oleh ASI. Sejauh ini, mereka melihat ASI punya kemampuan mendorong perkembangbiakan sel tubuh sambil membunuh virus.

Beberapa orang tua diketahui menggunakan donor ASI untuk memberi makan bayinya. Sebelum diberikan kepada bayi, ASI kerap dipasteurisasi guna menghilangkan potensi kontaminasi.

Persoalannya, tim China tersebut menemukan bahwa pemanasan ASI hingga 90 derajat selama 10 menit dapat menonaktifkan protein whey. Alhasil, tingkat perlindungan terhadap virus Covid-19 akan turun hingga di bawah 20 persen.

"Penting untuk mengidentifikasi faktor utama untuk pengembangan lebih lanjut obat antivirus," ujar tim peneliti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement