REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stasiun televisi SCTV kembali menayangkan film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI pada Ahad (27/9) lalu. Pihak SCTV memiliki sejumlah alasan memutar film yang kerap memantik kontroversi itu .
Gilang Iskandar, Corporate Secretary Grup Surya Citra Media (SCM), perusahaan induk SCTV, mengatakan, pihaknya setidaknya memiliki dua alasan. Pertama, SCTV memang memiliki hak siar atas film berdurasi empat jam tersebut. Kedua, tak ada larangan untuk menayangkan film yang disutradarai mendiang Arifin C. Noer itu.
"Bahkan terakhir, beberapa waktu lalu ditegaskan oleh Bapak Menko Polhukam Mahfud MD bahwa stasiun televisi boleh menayangkan film G30S/PKI," kata Gilang kepada Republika, Selasa (29/9).
Terlebih, lanjut dia, animo masyarakat menonton film tersebut memang selalu tinggi sejak SCTV mulai menayangkannya pada 2018 silam. "(Animo masyarakat) bagus. Rating di atas 5 dan share lebih dari 26," katanya menjelaskan hasil penayangan pada Ahad lalu.
Film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI diproduksi pada 1984 dengan didukung penuh oleh Pemerintah Orde Baru. Pada periode 1990-an, Pemerintah Orde Baru mewajibkan anak sekolah menonton film yang penuh adegan bersimbah darah itu. Setiap malam 30 September, film berdurasi empat jam itu selalu tampil di layar kaca.
Pascareformasi atau tepatnya pada 30 September 1998, film tersebut dihentikan penayangannya. Keputusan itu diambil Menteri Penerangan Letjen TNI Yunus Yosfiah karena Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara Republik Indonesia (PPAURI) keberatan lantaran film itu menyudutkan mereka. Belakangan, sejumlah sejarawan juga mengkritik akurasi sejarah film tersebut.
Akhir-akhir ini, film G30S/PKI kembali memicu kontroversi. Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menyebut, dirinya dicopot dari jabatan Panglima TNI karena menginisiasi acara nonton bareng film G30S/PKI pada 2017 silam.
"Pada saat itu, saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saja partai PDIP. 'Pak Gatot, hentikan itu, kalau tidak pasti Pak Gatot akan diganti'. Saya bilang terima kasih, justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya. Dan benar-benar saya diganti," kata Gatot di kanal Youtube Hersubeno Arief, seperti dikutip Republika.