Rabu 30 Sep 2020 03:25 WIB

Din Menduga Ada Pihak-Pihak Danai Kelompok Penentang KAMI

Din menduga kelompok penentang KAMI hasil rekayasa dan didanai pihak tertentu.

Rep: Febryan. A/ Red: Andri Saubani
Deklarator KAMI, Din Syamsuddin.
Foto: Republika/Fuji Eka Permana
Deklarator KAMI, Din Syamsuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Din Syamsudin menduga ada pihak-pihak yang mendanai kelompok-kelompok yang selama ini menentang KAMI. Hal itu ia sampaikan untuk menanggapi penolakan kelompok Surabaya Adalah Kita terhadap acara KAMI di Surabaya pada Senin (28/9) kemarin.

Din menjelaskan, penolakan seharusnya tak terjadi jika kelompok itu memahami jati diri KAMI. KAMI berjuang untuk meluruskan kiblat bangsa dan menegakkan Pancasila secara sejati.

Baca Juga

Maka, kata dia, ketika tetap ada kelompok yang menolak KAMI berarti mereka salah paham tentang KAMI. Tapi, ia juga menduga kelompok itu adalah hasil rekayasa dan didanai.

"Bahwa kemungkinan ada pihak yang merekayasa dan mendanai kelompok penentang KAMI (seperti, kasus bocornya proposal mahasiswa di Surabaya), KAMI tidak ingin menghabiskan waktu untuk menanggapinya," kata Din dalam dalam keterangan tertulisnya yang dikirimkan kepada Republika, Selasa (29/9).

Din menyebut, KAMI beserta seluruh jejaringnya memilih untuk memaafkan mereka yang sinis dan benci terhadap KAMI. "Namun yang pasti jika ada pihak lain yg melampaui batas dan melanggar hukum, KAMI tidak segan-segan untuk memprosesnya ke jalur hukum, demi tegaknya negara hukum," kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu.

Sebelumnya, acara Silaturahim Akbar Kami yang hendak digelar di Gedung Juang 45, Surabaya, pada Senin (28/9), batal digelar. Sebab, ratusan massa yang mengatasnamakan 'Surabaya Adalah Kita' berkumpul di sana menolak kegiatan tersebut. Acara lalu diganti menjadi kegiatan ramah tamah di Gedung Jabal Nur, Jambangan Surabaya, pada hari yang sama.

Dalam acara ramah tamah tersebut, Presidium KAMI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo diminta menyampaikan pidato. Namun, saat eks Panglima TNI itu berpidato, polisi masuk ke dalam gedung dan meminta pidatonya dihentikan. Polisi itu juga meminta acara disudahi karena massa 'Surabaya Adalah Kita' sudah berada di luar gedung Jabal Nur.

Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, pembubaran acara tersebut karena tidak berizin. Selain itu, kata dia, acara dihentikan dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Saat Deklarasi KAMI di Kota Bandung pada Senin (7/9), penolakan serupa juga terjadi. Ratusan massa yang menamakan diri Aliansi Kita Indonesia menggelar unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement