Rabu 30 Sep 2020 10:18 WIB

Armenia Tuding Turki Kirim Petempur Suriah ke Azerbaijan

Turki dilaporkan kirim ratusan pemberontak Suriah ke perbatasan Azerbaijan

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Turki dilaporkan kirim ratusan pemberontak Suriah ke perbatasan Azerbaijan. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE/AZERBAIJAN DEFENSE MINISTRY
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev. Turki dilaporkan kirim ratusan pemberontak Suriah ke perbatasan Azerbaijan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Armenia mengatakan sebuah jet tempur Turki telah menembak jatuh salah satu pesawat tempurnya selama pertempuran sengit dengan sekutu Turki, Azerbaijan, Selasa (29/9). Klaim itu pun langsung dibantah oleh Ankara.

Ankara telah secara terang-terangan mendukung Baku dalam konflik melawan Yerevan di Nagorno-Karabakh. Meski begitu, Turki mengaku tidak terlibat dalam serangan yang dilakukan terhadap Armenia. Asisten media Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut klaim itu sama sekali tidak benar.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan sebuah F-16 Turki terbang untuk mendukung pasukan Azerbaijan menjatuhkan sebuah pesawat perang SU-25 Yerevan. Juru bicara Kementerian Pertahanan, Shushan Stepanyan, mengatakan jet Turki mendukung pemboman Azerbaijan ketika menembak jatuh pesawat Armenia, sehingga menewaskan pilotnya.

Dikutip dari Times of Israel, Turki juga dilaporkan telah mengirim ratusan pejuang pemberontak Suriah ke perbatasan Azerbaijan. Seorang pemantau perang melaporkan Turki telah mengirim setidaknya 300 proxy dari Suriah utara untuk bergabung dengan pasukan Azerbaijan.

Kepala Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, Rami Abdul Rahman, menyatakan Turki memberi tahu para pejuang bahwa mereka akan ditugaskan untuk menjaga wilayah perbatasan di Azerbaijan. Atas tugas itu, mereka akan mendapatkan imbalan gaji hingga 2.000 dolar AS.

Laporan The Guardian mengutip pejuang sukarelawan dari kubu pemberontak Suriah juga melaporkan perkembangan tersebut. Namun, mereka diberitahu bahwa perusahaan keamanan swasta Turki akan menanggung tagihan tersebut.

Armenia dan Azerbaijan telah dikurung selama beberapa dekade dalam sengketa wilayah atas Karabakh dan saling menyalahkan karena memicu bentrokan sengit yang meletus pada akhir pekan. Sejak itu korban terus berjatuhan, bahkan hingga ratusan.

Dewan Keamanan PBB dijadwalkan akan bersidang untuk pertemuan darurat tentang eskalasi pada Selasa. Namun, desakan banyak negara dan PBB tidak membuat kedua kubu mundur.

Baik Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan bersumpah untuk terus bertempur. Militer kedua negara mengklaim akan memberikan pukulan keras kepada pasukan musuh.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement