Rabu 30 Sep 2020 11:24 WIB

Pengamat: Jangan Salah Gunakan Konten Vandalisme Mushala

Konten vandalisme mushala jangan sampai digunakan untuk provokasi.

Pengamat: Jangan Salahgunakan Konten Vandalisme Mushala. Ilustrasi sebuah mushala.
Foto: Republika.doc
Pengamat: Jangan Salahgunakan Konten Vandalisme Mushala. Ilustrasi sebuah mushala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria, berharap konten vandalisme di Mushola Darussalam, Tangerang tidak disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab untuk tindakan provokasi dalam bentuk lain.

"Video, foto kejadian tersebut akan selamanya abadi di internet. Oleh sebab itu, pemerintah dan para pengguna internet harus bergotong royong agar video dan foto tersebut tidak digunakan untuk memprovokasi untuk tujuan lain," kata Hariqo saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (30/9).

Baca Juga

Menurut dia, situasi ekonomi saat ini sedang sulit di tengah pandemi Covid-19 sehingga hal yang diperlukan adalah tolong-menolong antarmasyarakat bukan sebaliknya. "Isu-isu yang bisa memecah, mengadu domba masyarakat akan membuat situasi semakin sulit," katanya.

"Saling membantu tanpa membedakan latar belakang sudah lama sekali berlangsung di Indonesia, jangan sampai saling membantu itu berkurang karena berbagai isu kesukuan, agama, politik dan lain-lain," kata dia.

Hariqo juga mengapresiasi aparat yang segera bisa menangkap pelaku vandalisme sehingga dapat mengurangi dan menghindari beragam spekulasi yang melatarbekalangi kejadian tersebut. Sebelumnya, warga di Mushala Darussalam, Perum Villa Tangerang Elok, dikagetkan oleh aksi vandalisme. Rifki (16 tahun) sekitar pukul 15.30 WIB, Selasa (29/9), melaporkan temuan aksi vandalisme kepada warga setempat saat akan melakukan adzan ashar.

Saat masuk mushala, dia menemukan banyak coretan di tembok, sajadah tergunting dan coretan di Alquran. Mengetahui hal itu, warga langsung menyegel mushqla untuk mengamankan barang bukti untuk kemudian dilaporkan kepada polisi. Malamnya di hari yang sama pelaku sudah ditangkap polisi.

Hariqo mengatakan, secara tren pemberitaan media, perobekan kitab suci di sebuah negara bisa menjadi berita internasional. Oleh sebab itu, perlu dipastikan pemerintah tidak mentoleransi aksi tersebut.

"Pemerintah harus mengambil langkah-langkah terbaik dan melindungi setiap agama dan pemeluknya," kata dia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement