Rabu 30 Sep 2020 15:26 WIB

Penanganan Covid-19 Secara Baik Jadi Penentu Nasib Bangsa

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang dari permintaan dalam negeri.

Rep: Novita Intan/ Red: Friska Yolandha
Suasana Pasar Asemka di Jakarta, Sabtu (26/9). Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif pada tahun depan asalkan penanganan Covid-19 bisa diselesaikan dengan baik.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Suasana Pasar Asemka di Jakarta, Sabtu (26/9). Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif pada tahun depan asalkan penanganan Covid-19 bisa diselesaikan dengan baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai perekonomian Indonesia bisa tumbuh positif pada tahun depan asalkan penanganan Covid-19 bisa diselesaikan dengan baik. Sebab saat ini pemerintah belum maksimal menyelesaikan penanganan Covid-19 bahkan tidak bisa mengontrol masyarakat dengan baik.

Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal Damuri mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 tidak bisa dibandingkan dengan kuartal II 2020. Meskipun, diperkirakan kuartal III sedikit lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya.

Ia mengatakan, perekonomian Indonesia tergolong unik karena didorong oleh permintaan dan konsumsi di dalam negeri. Ini berbeda dengan negara lainnya khususnya Asia, dimana permintaan didorong aspek luar negeri. 

"Semisal Thailand meski Covid-19 sudah ditangani tetapi tidak bisa memulihkan ekonomi dengan baik karena 30 persen perekonomian berasal dari pariwisata," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (30/9).

Di Indonesia, 60 persen pertumbuhan ekonomi berasal dari dalam negeri. Artinya jika penanganan Covid-19 bisa dilakukan dengan baik, maka permintaan akan meningkat. Bahkan 60 persen perekonomian akan baik.

"Positif itu (pertumbuhan ekonomi) gampang bagi Indonesia. Hal ini berbeda dengan Singapura, bisa menyelesaikan Covid-19 tetapi negara perekonomian dunia belum baik jadi tetap akan terpuruk,” jelasnya.

Sementara Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdulllah menambahkan Bank dunia mendapatkan pandangannya pada data jumlah kasus covid-19 di Indonesia yang tidak menunjukkan penurunan bahkan terus meningkat. Sehingga, Indonesia sulit untuk memastikan kapan wabah ini akan berakhir. 

“Sepenuhnya bergantung kepada ditemukannya vaksin. Sementara vaksin juga masih simpang siur, ketidakpastiannya sangat tinggi,” ucapnya.

Menurutnya keberhasilan Satgas Covid dan Satgas Pemulihan Ekonomi bukan menjadi ukuran perekonomian akan pulih. Sebab keberhasilan diukur dengan indikator jumlah kasus yang menurun dan Satgas Pemulihan Ekonomi diukur dengan indikator realisasi program, sehingga bisa menyelamatkan masyarakat dunia usaha terdampak.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement