Rabu 30 Sep 2020 16:24 WIB

Tingkat Penularan Covid-19 Jatim Diklaim Jadi yang Terendah

Kasus aktif Covif Jatim menjadi yang terendah dibanding provinsi lain di Pulau Jawa

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa
Foto: Pemprov Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengklaim, Operasi Yustisi untuk meningkatkan kepatuhan bermasker, diikuti diikuti massifnya testing dan isolasi, membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Berdasarkan data yang dirilisi Kemenkes RI pada Senin (29/9), kasus aktif Covif-19 Jatim menjadi yang terendah dibanding provinsi besar lain di Pulau Jawa

Jumlah kasus aktif Covid-19 Jatim sebanyak 3.580 pasien. Kemudian diikuti Jateng sebanyak 4.962 kasus aktif, Jabar 8.075 kasus aktif, dan DKI Jakarta 12.106 kasus aktif. Khofifah mengaku, dalam dua pekan terakhir, testing PCR yang dilakukan cukup masif. Yakni mencapai 77.953 tes. Menurutnya, angka tersebut sudah mendekati target WHO.

“Ketika jumlah testing sampel PCR di Jatim terus naik hingga menjadi tertinggi kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, kasus positif Covid-19 yang ditemukan justru menurun. Positivity rate kita juga terus konsisten menurun mencapai 12 persen," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Rabu (30/9).

Khofifah merasa, kombinasi Operasi Yustisi, testing massif, dan treatment optimal, menjadi format efektif menekan kasus Covid-19. Berdasarkan kurva tren tambahan kasus harian yang dirilis Kemenkes RI, di saat kurva DKI, Jawa Tengah, dan Jawa Barat cenderung naik, Jawa Timur justru melandai.

Selain itu, kata dia, berdasarkan situs thebonza.com yang menganalisis data dari Satuan Gugus Tugas Covid-19 Indonesia, Rate of Transmission (tingkat penularan) Covid-19 di Jawa Timur sudah dibawah 1 selama 9 hari. Bahkan hari ini, menjadi yang terendah se-Indonesia, yakni 0,8.

"Apabila ini bisa di pertahankan sampai 14 hari, maka penyebaran Covid-19 di Jawa Timur menjadi relatif terkendali," ujar Khofifah.

Khofifah mengungkapkan, Operasi Yustisi di Jatim sampai hari ini telah dilakukan di 40.745 titik. Adapun total yang terjaring sebanyak 592.634 orang. Rinciannya, 484.044 pelanggar diberi teguran, 87.862 orang diberi hukuman sosial, denda administratif kepada 20.728 orang, penyitaan KTP sebanyak 10.249 buah, percobaan kurungan kepada 1 orang, dan penutupan tempat usaha 36 lokasi.

"Tim Covid-19 Hunter juga menyisir pasien OTG dan melakukan penjemputan bagi mereka yang isolasi mandiri yang rumahnya belum memenuhi syarat," kata Khofifah.

Selain itu, lanjut Khofifah, optimalisasi perawatan Covid-19 di rumah sakit juga terus diupayakan. Berdasarkan laporan dari Kemenkes per 24 September 2020, Jawa Timur menduduki provinsi dengan jumlah bed isolasi tertinggi di Indonesia. Total bed ICU dan isolasi sebanyak 7.591 dengan keterisian hanya 2.918 bed.

"Dengan pencapaian yang baik ini, saya terus berharap Jatim bisa terus patuh kepada protokol kesehatan. Terus lakukan testing, tracing dan isolasi sesuai dengan target WHO sehingga kasus Covid-19 tidak makin menyebar dan kasus aktif baru akan konsisten turun," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement