Rabu 30 Sep 2020 19:37 WIB

Pelaku Maksiat Merasakan Kegelapan di Dalam Hatinya

Jika kegelapan akibat maksiat menguat, maka kebingungan akan bertambah.

Pelaku Maksiat Merasakan Kegelapan di Dalam Hatinya. Foto: Kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap helaan nafasnya inilah yang menyelamatkan para hamba dari berbuat maksiat.
Foto: Brainchildmag.com/ca
Pelaku Maksiat Merasakan Kegelapan di Dalam Hatinya. Foto: Kesadaran akan hadirnya Allah dalam setiap helaan nafasnya inilah yang menyelamatkan para hamba dari berbuat maksiat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya yang berjudul Ad-Da' u wa ad- Dawa' (Terapi Penyakit Hati) menuliskan, pelaku maksiat merasakan kegelapan di dalam hatinya sebagaimana merasakan gelapnya malam jika telah larut.

Kegelapan karena maksiat ini di dalam hatinya bagaikan gelapnya ruangan bagi matanya. Ketaatan adalah cahaya dan maksiat adalah kegelapan. Jika kegelapan menguat, maka kebingungan juga bertambah sehingga pelakunya terjatuh dalam berbagai bid'ah dan perkara yang membinasakan, sedangkan ia tidak menyadarinya.

Baca Juga

Keadaannya seperti orang buta yang berjalan keluar sendirian pada malam yang gelap gulita. Kegelapan maksiat akan menguat hingga terlihat di mata, lalu menguat lagi sampai menyelimuti wajah dan menjadi tanda hitam, hingga setiap orang mampu melihatnya.

Abdullah bin Abbas berkata, "Sesungguhnya kebaikan mempunyai sinar di wajah, cahaya di hati, kelapangan dalam rizki, kekuatan pada tubuh, serta cinta di hati para makhluk. Sesungguhnya keburukan memiliki tanda hitam di wajah, kegelapan di hati, kelemahan di tubuh, kekurangan dalam rizki, serta kebencian di hati para makhluk."

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement