REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pengerjaan proyek rute baru MRT Jakarta fase 2A Thamrin-Harmoni saat ini sudah mencapai 8,2 persen. Pembangunannya dimulai pada pertengahan Juni 2020.
"Ini on time (tepat waktu) pengerjaan segmen 1 (fase 2A) dari Bundaran HI sampai ke Harmoni sepanjang 2,8 kilometer, nantinya ada dua stasiun yang beroperasi pada bulan Maret 2025 yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas," kata William dalam forum diskusi virtual yang diselenggarakan MRT Jakarta, Rabu (30/9).
Beberapa hal yang telah dikerjakan oleh MRT Jakarta untuk segmen 1 itu adalah membongkar Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bank Indonesia, melakukan rekayasa lalu lintas di kawasan MH Thamrin, menanam pohon pengganti di Kebon Bibit Srengseng, hingga menginspeksi hasil temuan arkeologi di kawasan Monas bersama Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Nasional.
Pembangunan fase 2A segmen 1 MRT Jakarta di tengah pandemi Covid-19 dinilai sangat penting. Selain mengingat proyek ini merupakan proyek strategis negara, proyek ini pun membantu roda perekonomian di Ibu Kota yang saat ini lesu akibat pandemi Covid-19.
"Sebagaimana pernah saya berikan perkembangan bahwa rencananya sejumlah Rp 1,5 triliun akan kita serap tahun ini dan itu akan sangat membantu upaya pemerintah untuk mengatasi pemulihan ekonomi nasional sebagai akibat dari pandemi Covid-19 karena ada kegiatan penyerapan tenaga kerja dan tenaga ahli, kemudian pelibatan infrastruktur yang memunculkan aktivitias ekonomi yang berada di sekitar pengerjaan CP201 ini," ujar William.
Untuk pembuatan tunnel atau terowongan rute Thamrin- Harmoni, MRT Jakarta hingga Desember 2020, tengah memasuki tahap pemeriksaan struktur drainase, membongkar sebagian trotoar, dan merelokasi kabel utilitas di sisi timur Jalan Thamrin. Selain itu juga MRT Jakarta merencanakan untuk melakukan penggalian test piit(lubang percobaan) untuk mengidentifikasi utilitas yang sudah terpasang baik di kawasan Kebon Sirih maupun Medan Merdeka Barat, serta merencanakan perbaikan kondisi tanah.
"Seperti yang pernah disampaikan ada dua tantangan dalam pembangunan fase 2 memang itu tanah yang lunak dan kedua turunnya muka tanah. itu dua situasi yang harus kami antisipasi. Untuk itu kita betul-betul mempelajari karakteristik tanah yang ada di area 2A baik memperbaiki struktur pondasi bangunan dan memperbaiki struktur tanahnya," kata William menjelaskan tantangan pembangunan proyek CP 201 segmen 1.