REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemerintah Kota Sukabumi terus berupaya menggencarkan pengelolaan dan pemilahan sampah berbasis warga. Setiap tahunnya volume sampah Kota Sukabumi naik, di era pandemi salah satu sampah yang bertambah adalah masker.
Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat membuka pelatihan pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang digelar Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong di Hotel Balcony, Rabu (30/9). Kegiatan ini mendorong warga untuk menggencarkan pengelolaan sampah dan memilahnya karena dari sampah dapat menjadi berkah.
Pelatihan ini dihadiri Camat Warudoyong Ratna Hermayanti dan Lurah Benteng Tri Hastuti. ''Momen ini dalam rangka membentuk kader peduli lingkungan yang berasal dari Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK),'' ujar Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Ada enam elemen LKK yakni RW, RT kader posyandu, karang taruna, LPM, dan PKK. Targetnya keberadaan elemen LKK mampu bersinergi dalam mewujudkan Benteng Mentereng.
Proses pembangunan ini ungkap Fahmi, tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah karena memiliki keterbatasan dan harus dilakukan berkolaborasi dan bersinergi sehingga muncul istilah LKK. Khususnya dalam percepatan pembangunan di wilayah baik perencanaan pembangunan melalui rembug warga di lingkup kelurahan sehinga pembangunan berdasarkan kebutuhan wilayah.
Selanjutnya kata Fahmi, mengawal proses pembangunan dan pemanfaatan hasil pembangunan. Salah satu yang jadi perhatian yakni kondisi persampahan yang bukan hanya isu daerah regional, nasional melainkan internasional.
Ditandai dengan hari World Cleanup Day yang salah satunya audit sampah organik dan anorganik. Maknanya pengelolaan sampah tidak bisa dilakukan pemerintah harus berbasiskan masyarakat.
Terlebih, Sukabumi per hari produksi sampah 170 ton dengan jumlah penduduk 344 ribu jiwa. Di mana saat ini terjadi penambahan sampah terutama medis karena masyarakat menggunakan masker.
Selain penambahan sampah, masalah lainnya yaitu berkurangnya lahan TPA sampah. Dalam artian volume sampah bertambah tapi lahan pembuangan berkurang dan kalau tidak dikelola sampah jadi musibah.
''Bagaimana sampah di masa pandemi ini jadi berkah bukan musibah lakukan pengelolaan mulai dari rumah tangga lakukan pemilahan,'' ungkap Fahmi. Ia mengatakan sampah bisa bernilai ekonomis dari organik jadi pupuk dan lain sebagainya.
Lurah Benteng Kecamatan Warudoyong Tri Hastuti mengatakan, pihaknya berupaya membentuk kader peduli lingkungan khususnya dalam hal pengelolaan sampah. Sehingga sampah bisa bernilai ekonomis dan menjadi berkah.