Kamis 01 Oct 2020 03:54 WIB

Waspada Klaster Keluarga yang Ditularkan dari Luar Rumah

Tujuh persen pasien Wisma Atlet tertular dari keluarga yang keluar rumah.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Klaster keluarga Covid-19
Foto: Republika
Klaster keluarga Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 meminta masyarakat mewaspadai klaster keluarga yang berasal dari anggota keluarga yang melakukan aktivitas di luar rumah. Anggota keluarga yang beraktivitas keluar bisa jadi tidak sadar menjadi carrier membawa virus.

Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah meminta masyarakat berhati-hati saat ada anggota keluarganya yang sering melakukan kegiatan di luar rumah. "Sering kali anggota keluarga positif karena ada satu orang yang melakukan kegiatan di luar rumah. Kemudian dia menularkan ke anggota keluarga lainnya," ujarnya, Rabu (30/9).

Baca Juga

Kemudian, dia melanjutkan, terjadi klaster keluarga karena semua anggota keluarga terinfeksi virus ini. Ia mengutip hasil survei di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat bahwa tujuh persen pasien yang tertular tidak pernah keluar rumah.

Artinya, Dewi melanjutkan, pasien yang selalu berada di dalam rumah ini tertular dari anggota keluarganya yang melakukan kegiatan dari luar. Oleh karena itu, ia meminta semua pihak tetap waspada.

Ia meminta masyarakat harus paham potensi penularan keluarga dari siapa. Harus ada identifikasi anggota keluarga yang suka bepergian keluar rumah dan bisa menjadi sumber penularan. Kemudian, dia melanjutkan, jika ada anggota keluarga yang aktif di luar rumah kemudian menunjukkan gejala terinfeksi Covid-19 maka dirinya harus memakai masker meski ada di dalam tempat tinggalnya sendiri.

"Jangan lupa ketika menerima kunjungan orang dari luar ke dalam rumah, kita tetap menerapkan protokol kesehatan seperti pakai masker, menjaga jarak," ujarnya.

Ia juga meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan terhadap orang yang berbeda rumah seperti asisten rumah tangga (ART) atau sopir. Selain itu, ia meminta masyarakat mengurangi kegiatan di tengah-tengah masyarakat seperti berkumpul.

Ia meminta semua pihak sadar bahwa melakukan kegiatan di luar tempat tinggal memiliki risiko membawa virus saat pulang ke rumah. Selain itu, ia meminta masyarakat jangan jalan-jalan atau piknik di tempat penuh keramaian, termasuk tempat wisata.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement