REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Beberapa orang mengatakan, mendengarkan musik dapat membantu mereka fokus saat bekerja. Sebaliknya, ada juga yang menganggap musik sebagai gangguan saat bekerja.
Dilansir di laman The Auburn Plainsman, Rabu (30/9), saat ini belum ada penelitian konklusif yang dilakukan mengenai pengaruh musik terhadap konsentrasi otak. Namun, banyak wawasan tentang kedua sisi masalah tersebut yang ditemukan sejauh ini.
"Ada lebih banyak bukti, musik merusak kinerja tes daripada membantu," kata profesor psikologi Auburn University, Susan Teubner-Rhodes.
Teubner-Rhodes mengatakan, siswa yang mendengarkan musik sambil melakukan pekerjaan cenderung memiliki pemahaman bacaan yang lebih rendah tentang materi, serta retensi informasi yang lebih buruk. Menurut dia, memori akan bekerja paling baik jika belajar di lingkungan yang mirip dengan lingkungan pengujian.
Namun, kepribadian tampaknya memengaruhi kemungkinan bermain musik saat belajar. "Siswa introver cenderung tidak mendengarkan musik saat belajar dibandingkan rekan ekstrover mereka," kata Teubner-Rhodes.
Dia menjelaskan, dengan musik dapat merusak pemahaman membaca dan memori pada orang-orang introver. Namun demikian, hal itu tidak pada orang-orang ekstrover.
Secara keseluruhan, efisiensi musik tampaknya berakar pada individu, bukan audionya. "Mendengarkan musik yang Anda nikmati akan lebih santai daripada musik yang menurut Anda tidak menyenangkan," kata Teubner-Rhodes.
Mayoritas penelitian yang dilakukan di bidang ini menunjukkan bahwa tanggapan positif untuk belajar dengan musik ditentukan oleh kesulitan tugas. Profesor di bidang pendidikan musik, Nancy Barry, mengatakan hasil sering kali bergantung pada usia dan tingkat kemampuan siswa, serta kerumitan materi.
Barry mengatakan, penelitian lain dalam terapi musik itu menunjukkan efek positif saat pasien mendengarkan musik. "Ada beberapa penelitian yang bekerja dengan debridemen pada korban luka bakar, dan itu menunjukkan bahwa mereka memiliki toleransi yang lebih besar terhadap rasa sakit," kata dia.
Menurut Barry, penelitian ini juga menunjukkan, ada beberapa jenis musik dapat menurunkan tekanan darah dan engurangi kecemasan. Namun, mendengarkan musik, terutama saat membaca, tampaknya mengganggu kemampuan siswa dalam mengolah informasi.
Dia menyebut, otak memproses bahasa dari kata-kata di halaman dan lirik dalam lagu. Siswa akan bervariasi dalam jenis musik apa yang mereka sukai untuk didengarkan untuk belajar. "Tentu saja, individu akan memilih musik yang menurut mereka paling menenangkan," kata dia.
Sebagai seorang guru, Barry mengatakan hal terbesarnya adalah siswa bereksperimen dan memahami gaya belajar mereka sendiri. Jika belajar dengan musik dapat meningkatkan nilai menjadi lebih baik, maka siswa diminta untuk terus melakukannya. Sebaliknya, jika merasa terganggu, matikan musik saat belajar.
Junior di bidang psikologi, Haley Willis, mengatakan dia percaya pekerjaannya dapat ditambahkan ketika mendengarkan musik karena itu meningkatkan fokusnya. Preferensi pribadi Willis adalah jaz dan musik instrumental.
Dia mengatakan mendengarkan instrumental membantunya berkonsentrasi pada pekerjaannya. "Jika saya mengerjakan tugas matematika, saya cenderung mendengarkan (untuk) musik yang lebih cepat dengan lirik di dalamnya," kata dia.