REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, warganet sempat riuh memperbincangkan tips menanak nasi yang dimulai dengan merendam beras selama lebih dari satu jam. Sebagian menganggap itu masuk akal, sebagian lain menganggapnya sebagai panduan yang konyol.
Lalu, benarkah merendam beras sebelum ditanak dapat menghilangkan asam fitat yang dipercaya dapat menghambat penyerapan zat besi dan kalsium? Excutive Chef Dapur Kusumanegara Indonesia, chef Nurofik, menganjurkan agar beras tidak direndam sebelum ditanak.
"Beras cukup di cuci saja agar bersih dari kotoran," jelas dosen Tata Boga Kampus Politeknik Negeri Media Kreatif, Jakarta ini kepada Republika.co.id, Rabu (30/9).
Menurut Nurofik, perendaman akan merusak nutrisi beras. Ia mengatakan, menucuci beras yang bagus cukup tiga kali pecucian dengan air dengan suhu normal.
"Bilas beras tiga kali supaya kotorannya hilang dan bersih," ujarnya.
Setelah bersih, beras sebaiknya langsung ditanak. Menurut Nurofik, menanak nasi sebenarnya lebih bagus dengan cara tradisional, yaitu memasak dengan kayu dan dandang.
Penanakan dengan cara tradisional, menurut Nurofik, menghasilkan rasa nasi yang lebih enak. Namun, agar lebih simpel dan praktis, banyak orang menggunakan rice cooker.
"Takaran airnya 1.200 ml per 1 liter beras," ujarnya.
Memilih dan menyimpan beras
Nurofik menjelaskan, beras yang bagus bisa dilihat dari warna dan butirannya. Pilih beras yang bersih, warnanya putih, dan butiranya cerah.
Sementara untuk penyimpanan, sebaiknya penyimpanan beras yang masih dalam karung harus disimpan di tempat kering di ruangan berventilasi. Pastikan untuk mengalasnya dengan kayu agar tidak lembap.
"Bila beras sudah terbuka sebaiknya disimpan di wadah plastik agar awet dan tidak berkutu," ujarnya.