Kamis 01 Oct 2020 06:46 WIB

Biden Harus Waspada dengan Peluru Balistik Trump

Pengamat menilai Biden harus menjaga kestabilan emosi ketika hadapi serangan Trump

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Capres pejawat Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.
Foto: AP/Morry Gash/AP Pool
Capres pejawat Amerika Serikat ( AS) Donald Trump dan penantangnya Joe Biden memulai debat pertama pemilihan umum AS yang digelar di Case Western Reserve University, Cleveland, AS, Rabu (30/9) WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Program Studi (Prodi) Kajian Wilayah Amerika (KWA) Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Bayu Kristianto menilai Joe Biden harus berhati-hati terhadap peluru-peluru balistik yang kerap dilontarkan saingannya Donald Trump. Komentarnya menyusul debat pertama pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) yang diadakan di Clevland, Ohio, Selasa (29/9) waktu setempat yang berlangsung sengit.

"Ia (Biden) perlu melatih kestabilan emosi ketika menghadapi peluru-peluru balistik yang diluncurkan Trump karena jika bisa dihadapi dengan baik, peluru-peluru itu bisa menghantam diri Trump sendiri," ujar Bayu kepada Republika, Rabu (30/9).

Baca Juga

Mengenai debat perdana capres AS ini, Bayu menilai masyarakat Amerika menyaksikan suatu pertarungan yang seru, terutama penampilan Biden dalam debat terbuka melawan pejawat Trump. Menurut Bayu gaya debat Trump sudah bisa ditebak dan tidak ada sesuatu yang baru.

"Dia lebih sibuk menyerang lawannya sehingga lupa bahwa dia belum menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi rakyat Amerika," ujarnya.