Kamis 01 Oct 2020 10:56 WIB

Ini Sebab Pelanggar PSBB Terbanyak Ada di Tanah Abang

Para pelanggar didominasi oleh pedagang, juru parkir, dan pengendara.

Rep: Febryan A/ Red: Bilal Ramadhan
Warga melintasi replika peti mati dan papan himbauan waspada COVID-19 di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2020). Pemprov DKI Jakarta memasang replika peti mati dan papan himbauan waspada COVID-19 di sejumlah lokasi dimana DKI Jakarta masih menjadi wilayah tertinggi penyebaran, hingga 1 September 2020 kasus terkonfirmasi COVID-19 nasional telah mencapai 177.571 kasus.
Foto: ANTARA/Wahyu Putro A
Warga melintasi replika peti mati dan papan himbauan waspada COVID-19 di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2020). Pemprov DKI Jakarta memasang replika peti mati dan papan himbauan waspada COVID-19 di sejumlah lokasi dimana DKI Jakarta masih menjadi wilayah tertinggi penyebaran, hingga 1 September 2020 kasus terkonfirmasi COVID-19 nasional telah mencapai 177.571 kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelanggar protokol pencegahan Covid-19 terbanyak di Jakarta Pusat ditemukan paling banyak di kawasan Jakarta Pusat (Jakpus). Menurut Pemerintah Kota Jakpus, penyebabnya karena masyarakat ramai berkunjung ke sana.

"Tanah Abang yang tertinggi karena memang Tanah Abang itu pasar. Orang datang dari berbagai wilayah," kata Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi ketika dikonfirmasi, Rabu (30/9).

Selain itu, masyarakat setempat juga abai dengan protokol pencegahan. "Tidak ada kesadaran masyarakat setempat untuk mematuhi aturan protokol pencegahan Covid-19 ini," katanya.

Untuk mengurangi jumlah pelanggaran, Irwandi bakal meminta aparat lebih gencar melaksanakan operasi yustisi patuh masker di Tanah Abang. "Operasi masker harus terus konsisten dan sosialisasi kesehatan dari Puskesmas keliling juga harus ditingkatkan volumenya," katanya.

Sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakpus mencatat, terdapat 3.526 pelanggar protokol kesehatan selama operasi yustisi patuh masker sejak 20 hingga 28 September 2020.

Dari total tersebut, kawasan penyumbang pelanggar terbanyak adalah Tanah Abang dengan 1.182 pelanggar. Para pelanggar didominasi oleh pedagang, juru parkir, dan pengendara.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement