REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan pandemi virus corona telah menghilangkan 34 juta pekerjaan di Amerika Latin. Lembaga PBB itu mendesak negara-negara di kawasan tersebut mengadopsi 'strategi cepat' untuk mengatasi masalah ini.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan prediksi ILO pada awal Agustus lalu. Sebelumnya mereka memperkirakan hanya ada sekitar 14 juta pekerjaan yang hilang.
Pada Kamis (1/10) Direktur ILO untuk Amerika Latin dan Karibia Vinícius Pinheiro, menggambarkan hal ini sebagai 'tantangan yang tak pernah terjadi sebelumnya'. Pinheiro mengatakan kuartal ketiga tahun ini aktivitas ekonomi mulai pulih.
Berdasarkan data awal, angka pengangguran mulai mengalami pemulihan tentatif. Pinheiro mengatakan Amerika Latin mengalami masalah struktural, seperti rendahnya produktivitas, ketimpangan pendapatan, dan banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor informal.
Angka yang didapatkan ILO berdasarkan data dari sembilan negara yang bertanggung jawab atas 80 persen tenaga kerja di Amerika Latin. ILO menetapkan Amerika Latin dan Karibia sebagai kawasan yang mengalami pengurangan jam kerja paling besar di seluruh dunia.
Jam kerja tiga kuartal pertama kawasan itu pada tahun ini turun 20,7 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata di seluruh dunia yang sebesar 11,7 persen.