Kamis 01 Oct 2020 11:44 WIB

Oktober 2020, Kementan Dorong Daerah Percepat Tanam Padi

Kementan dorong percepat tanam padi untuk memperkuat stok beras di tahun 2021

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Untuk memperkuat stok beras di tahun berikutnya, Kementan fokus menggenjot percepatan tanam pada musim tanam hujan atau Oktober-Maret 2021.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Untuk memperkuat stok beras di tahun berikutnya, Kementan fokus menggenjot percepatan tanam pada musim tanam hujan atau Oktober-Maret 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen menjamin ketersediaan beras nasional sebagai pangan pokok strategis secara berkelanjutan. Salah satu terobosan yang dilakukan yakni melalui percepatan tanam padi di lahan yang telah dipanen sehingga musim tanam padi pada musim hujan yang dimulai bulan Oktober 2020 ini dapat optimal dilakukan. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan optimis stok beras hingga akhir 2020 aman, jika musim panen kedua bisa mencapai 15 juta ton, maka stok beras bisa tembus 22 juta ton hingga akhir Desember 2020 dan diperkirakan surplus 6 juta ton. Untuk memperkuat stok beras di tahun berikutnya, Kementan fokus menggenjot percepatan tanam pada musim tanam hujan atau Oktober-Maret 2021.

"Pada musim panen biasanya harga menurun. Oleh karena itu kita harus intervensi, dengan mempersiapkan daya serap tentu tidak cukup hanya dengan Bulog, tapi dengan sinergi kementerian lain, dan seperti BUMN, ada Berdikari, Pertani dan yang lain dan menggoptimalkan peran pelaku usaha,” ujar Mentan SYL di Jakarta, Kamis (1/10).

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyatakan meski di tengah masa pandemi covid 19, pihaknya bekerja keras mendorong semua daerah melakukan percepatan tanam pada musim hujan atau musim tanam Oktober 2020-Maret 2021. Kementan memberikan bantuan benih, alat mesin pertanian, asuransi pertanian dan pendampingan agar percepatan tanam sukses dan memberikan hasil yang tinggi.

“Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami terus terjun ke lapangan, tidak hanya sekedar memonitor sehingga dapat memastikan langsung dan cepat mengambil langkah nyata jika terdapat lahan yang belum melakukan pengolahan dan penanaman,” tutur Suwandi.

“Percepatan olah tanah pada lahan tadah hujan, lahan kering dan sawah di lokasi yang sudah siap airnya didukung modal dari KUR (kredit usaha rakyat, red). Kementan bersama pihak Bank memudahkan petani peroleh modal sehingga usaha pertanian semakin mudah dan mandiri,” pintanya.

Sementara itu, Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika merespon positif langkah percepatan tanam pada musim tanam hujan (Oktober 2020-Maret 2021) tersebut. Oleh karena itu, jelang musim tanam musim hujan ini, pemerintah Kabupaten Purwakarta mendorong petani untuk mempercepat musim tanam di lahan yang sudah dipanen. Musim hujan tahun ini diperkirakan akan dimulai pada Bulan Oktober, dibandingkan pada tahun lalu, musim hujan akan datang lebih cepat, oleh karenanya diharapkan Oktober ini petani sudah mempersiapkan kegiatan olah tanah dan tanam.

“Berdasarkan data realisasi tanam Oktober 2019 – September 2020 telah berhasil ditanam seluas 40.800 hektar dengan perkiraan dapat menghasilkan kurang lebih 137.035 ton beras. Untuk musim tanam 2020/2021 ini dipastikan produksinya meningkat,” kata Anne.

Kepala Dinas Pertanian Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan menambahkan percepatan tanam pada musim tanam Oktober 2020-Maret 2021 optimis dapat diwujudkan. Dinas Pangan dan Pertanian berkomitmen untuk meningkatkan hasil produksi dan produktivitas dan menjadikan pertanian sebagai andalan ekonomi Pemerintah Kabupaten Purwakarta, terlebih pada masa pandemi Covid 19 ini. 

“Produksi beras 2020 ini kami pastikan surplus. Jumlah penduduk 950 ribu jiwa diperkirakan kebutuhan konsumsi  sekitar  100 ribu ton per tahun sehingga optimis bisa surplus beras sekitar 25 persen,” jelasnya.

Selain perceptan tanam, Agus membeberkan pemerintah Kabupaten Purwakarta juga sangat bangga dan terbantu akan adanya program korporasi pertanian yang merupakan program terobosan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pasalnya, menjadi jawaban kongkret untuk menjaga stabilitas harga panen tetap terjaga karena biasanya pada musim panen harga beras cenderung menurun, untuk itu diharapkan hasil panen ini dapat diserap dengan baik.

“Oleh karena itu Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta mendorong dibentuknya Korporasi Petani atau dapat bekerja sama dengan koperasi–koperasi sehingga sesuai Instruksi Bupati agar masyarakat Purwakarta dapat membeli beras hasil petani dapat diperoleh dengan mudah,” tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement