REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan pada Rabu (30/9) mendesak Majelis Umum PBB untuk meningkatkan upaya melawan gelombang Islamofobia yang meningkat di seluruh dunia.
PBB mengumumkan tindakan provokasi yang disengaja dan hasutan untuk kebencian dan kekerasan "dilarang secara universal," kata Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi, berbicara melalui konferensi video pada pertemuan Aliansi Peradaban.
Aliansi Peradaban adalah sebuah inisiatif untuk membangun rasa hormat di antara masyarakat dari budaya dan keyakinan yang berbeda. Qureshi memperingatkan adanya "kebangkitan global" dalam intoleransi, diskriminasi, rasisme, ujaran kebencian, dan kekerasan berdasarkan keyakinan agama.
"Saat ini, Islamofobia tidak salah lagi dalam manifesto partai-partai sayap kanan dan neo-fasis yang menyerukan pengusiran umat Islam, dalam politisasi jilbab, dalam pembakaran Alquran; perusakan simbol dan situs suci Islam secara sengaja, dan upaya menghasut atas nama kebebasan berbicara melalui karikatur dan kompetisi yang sengaja menyakitkan.
Aliansi Peradaban adalah inisiatif politik yang disponsori bersama oleh Turki dan Spanyol setelah didirikan pada 2005 oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan.
Memuji Turki dan Spanyol karena ikut mensponsori prakarsa Aliansi Peradaban dan mengadakan pertemuan tersebut, Qureshi mengatakan kekhawatiran akan pandemi virus korona global yang memicu rasisme dan stigmatisasi menunjukkan seberapa dalam akar masalah Islamofobia.
“Di banyak tempat, termasuk di daerah kita sendiri, pandemi telah memperparah penderitaan masyarakat akibat stereotip keagamaan yang negatif,” ujar dia.
Qureshi mendesak negara-negara anggota inisiatif untuk melarang provokasi yang disengaja dan hasutan untuk kebencian dan kekerasan. Dia juga meminta Majelis Umum PBB untuk mendeklarasikan "Hari Internasional untuk Memerangi Islamofobia" dan membangun "koalisi yang tangguh untuk mengakhiri diskriminasi.
"Saling menghormati agama dan keyakinan, bukan mengejek mereka; keterlibatan konstruktif dan bukan kerenggangan. Mari kita bekerja sama untuk membangun dunia yang damai di mana berbagai peradaban dan budaya hidup berdampingan secara harmonis dan atas dasar saling menghormati," kata Qureshi.
Prakarsa Aliansi Peradaban didirikan untuk memajukan rasa saling menghormati budaya dan keyakinan agama yang berbeda, serta untuk menyediakan platform untuk menjembatani perpecahan dan mengatasi prasangka.