REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah baru saja menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri ORI018 pada hari ini, Kamis (1/10). Penerbitan ORI018 ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam memenuhi target pembiayaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman, selain mendapatkan manfaat pribadi dari investasi di ORI018 yang aman dan terjangkau, masyarakat turut berkontribusi dalam mendukung pembiayaan APBN.
"Termasuk untuk pemulihan ekonomi nasional dan penanggulangan pandemi," tutur Luky, Kamis (1/10).
Menurut Lucky, pandemi Covid-19 telah membuat kebutuhan pembiayaan APBN meningkat. Penanggulangan pandemi diperkirakan menyebabkan defisit APBN tembus mencapai 6,34 persen.
Di sisi lain, berbagai stimulus seperti penonaktifan pajak berdampak terhadap penurunan penerimaan negara. Oleh karena itu, lanjut Lucky, dibutuhkan inovasi dalam mencari sumber pembiayaan. Salah satunya melalui penerbitan SBN.
Lucky mengakui, kondisi pasar keuangan Indonesia saat ini masih terbilang dangkal. Dana yang tersedia untuk menggerakan perekonomian dalam bentuk instrumen investasi masih terbatas. Penerbitan SBN juga menjadi bagian upaya memperdalam pasar keuangan.
Lucky menjelaskan, pemerintah sendiri memiliki tiga sektor prioritas dalam membelanjakan anggaran yaitu sektor kesehatan, perlindungan sosial dan dunia usaha. "Disinilah kita mencoba melakukan inovasi bagaimana mencari sumber pembiayaan," ujar Lucky.