REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi mengatakan pihaknya akan segera memanggil Bulog untuk menggelar rapat. Rapat ini untuk membahas soal temuan beras untuk bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diduga bercampur biji plastik di Purwakarta dan daerah lain.
"Kita sudah kontak dengan ketua komisi, kita akan undang Bulog untuk RDP (Rapat Dengar Pendapat) menjelaskan masalah ini,” kata Dedi saat mengunjungi Kejaksaan Negeri Purwakarta untuk membahas temuan tersebut, Kamis (1/10).
Dedi mengatakan Kejari akan menelusuri dan menyelidiki kasus tersebut. Dari barang bukti yang sudah diamankan memang beras yang ada dalam karung bertuliskan Bulog yang diterima warga tersebut bercampur dengan biji plastik. Selain itu, kualitas beras medium yang disalurkan di bawah standar.
Ia mengaku prihatin dengan adanya temuan ini. Sementara masih dalam penyelidikan dari mana asalnya biji plastik tersebut, menurutnya beras tersebut tidak layak konsumsi dan membahayakan masyarakat.
“Ini kan bukan masalah beras tapi masalah kesehatan juga. Bukan cuma penambahan volume timbangan dengan memanipulasi jenis. Itu ranahnya bukan itu saja tetapi bagaimana masyarakat miskin mengonsumsi beras yang ada biji plastiknya,” tutur mantan Bupati Purwakarta ini.
Ia pun meminta Kejari untuk menyelidiki persoalan ini secara menyeluruh. Sehingga ke depannya tidak ada lagi hal serupa dalam penyaluran beras bantuan bagi keluarga tidak mampu. “Dipersilakan Kejaksaan Negeri mengusut tuntas asal muasal beras yang mengandung biji plastik. Kalau karungnya ya dari Bulog tapi apakah karung tulisan Bulog dari Bulog (biji plastiknya) ya nanti kejaksaan yang menetukan,” tuturnya.
Kondisi temuan beras bercampur biji plastik bukan hanya dilaporkan di Purwakarta. Sebelum temuan beras bercampur biji plastik di Purwakarta, temuan serupa juga dilaporkan di wilayah lain, salah satunya ada di Cianjur.