REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutra menjadi bahan kain yang tidak hanya nyaman saat dikenakan pakaian, namun juga sebagai masker, yang sering digunakan orang-orang untuk mencegah penularan infeksi virus corona jenis baru (Covid-19). Menurut sejumlah peneliti, bahan ini lebih bagus dibandingkan katun, terlebih bila dipakai bersama dengan respirator N95.
Sebuah studi terbaru menunjukkan analisis tentang jenis kain apa yang terbaik untuk dijadikan masker buatan sendiri. Para peneliti mengatakan, sutra tidak hanya nyaman, namun juga memudahkan penggunanya untuk bernapas dan tak menciptakan kelembapan.
Kedua sifat bahannya itu diperlukan dalam memerangi virus corona jenis baru yang menyebar di udara. Sutra juga mengandung sifat antimikroba, antibakteri, dan antivirus alami.
Selain itu, jika digunakan berbarengan dengan N95, keandalannya mirip dengan masker bedah, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Plos One. Para peneliti memahami bahwa banyak petugas kesehatan memakai masker bedah sebagai pelapis agar respirator tetap bersih dan dapat dipakai berulang alih-alih sekali pakai.
Berdasarkan temuan para peneliti, masker sutra tampak sebagai alternatif yang sama efektifnya dengan masker bedah dalam skenario tersebut, apalagi di saat pasokan masker bedah terbatas. Secara lebih spesifik, keberadaan tembaga pada sutra terbukti bermanfaat saat digunakan sebagai bahan kain untuk membuat masker.
"Sutra mengandung tembaga di dalamnya. Ngengat sutra domestik memakan daun mulberry. Mereka memasukkan tembaga dari makanan mereka ke dalam sutra,” ujar Patrick Guerra, asisten profesor biologi di University of Cinncanti’s College of Arts and Sciences dalam sebuah pernyataan, dilansir Fox News, Kamis (1/10).
Guerra juga mencatat bahwa penelitian sebelumnya telah menunjukkan tembaga memiliki kemampuan untuk membunuh bakteri dan virus saat terjadi kontak. Dalam studi terbaru, para peneliti menguji kain katun dan poliester bersama dengan beberapa jenis sutra untuk melihat seberapa efektif tiap penghalang untuk menahan air, mewakili droplet pernapasan yang mengandung virus.
Para peneliti memutuskan bahwa sutra jauh lebih efektif sebagai penahan kelembapan daripada kain lainnya. Guerra mengatakan, kapas memerangkap kelembapan seperti spons, tetapi sutra bisa bernapas. Sutra bahkan lebih tipis dari kapas dan cepat kering.
Hipotesis yang sedang berlangsung adalah virus corona jenis baru ditularkan melalui droplet pernapasan. Dengan memakai sutra berlapis-lapis, orang dapat mencegah droplet tembus dan terserap.
Proyek terbaru oleh peneliti lain juga menemukan bahwa menambah jumlah lapisan sutra dapat meningkatkan efisiensi penyaringan. Ini berarti bahan sutra dapat mengusir dan menyaring droplet.
"Fungsi ini meningkat seiring dengan ditambahnya jumlah lembaran kain sutra yang dijadikan masker," jelas Guerra.
Kini, Guerra tengah mempelajari berapa lama virus corona jenis baru dapat hidup di sutra dan bahan lainnya. "Sutra telah bersama kami untuk sekian lama, sejak zaman Jalur Sutra. Ini bukan kain baru, namun sekarang kami menemukan semua kegunaan baru dari sutra," jelas Guerra.