Jumat 02 Oct 2020 00:30 WIB

Tujuh Bulan Pandemi Covid di Indonesia, Kapan Puncaknya?

Secara umum, tren penambahan kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus Yulianto
Warga membeli pelindung wajah di Pasar Asemka, Jakarta. Berdasarkan hasil riset Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Covid-19, Pasar berpotensi besar menjadi klaster penyebaran Covid-19 akibat dari mobilitas pedagang dan pembeli yang sulit menjaga jarak, serta penggunaan uang tunai sebagai transaksi. Ketua DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi mengatakan perbulan September sekitar 1.392 pedagang pasar terpapar Covid-19 dengan total kasus meninggal 55 orang di 27 provinsi di Indonesia. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga membeli pelindung wajah di Pasar Asemka, Jakarta. Berdasarkan hasil riset Tim Komunikasi Risiko dan Pelibatan Masyarakat Covid-19, Pasar berpotensi besar menjadi klaster penyebaran Covid-19 akibat dari mobilitas pedagang dan pembeli yang sulit menjaga jarak, serta penggunaan uang tunai sebagai transaksi. Ketua DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi mengatakan perbulan September sekitar 1.392 pedagang pasar terpapar Covid-19 dengan total kasus meninggal 55 orang di 27 provinsi di Indonesia. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 sudah berlangsung selama tujuh bulan di Indonesia, sejak kasus perdana diumumkan pemerintah pada awal Maret lalu. Kendati sudah cukup lama berlangsung, tren penambahan kasus harian terus meningkat, bahkan belum menunjukkan adanya penurunan. Lantas kapan Indonesia mencatatkan puncak kasus Covid-19? Sampai kapan gelombang pertama ini berlangsung?

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui, tren kasus Covid-19 masih tinggi saat ini. Hal itu, menurutnya, menandakan penularan yang masih tinggi di tengah masyarakat. Soal kapan puncak kasus terjadi dan kapan trennya menurun, Wiku mengembalikannya kepada pola aktivitas masyarakat. 

Menurutnya, bila masyarakat mampu menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, niscaya tren penambahan kasus Covid-19 akan turun. Sebaliknya, jika masyarakat masih abai mematuhi protokol kesehatan, maka tak menutup kemungkinan gelombang pertama pandemi di Indonesia belum akan berakhir dalam waktu dekat. 

"Kalau kita ditanya kapan angka akan tertinggi dan kemudian turun, semua tergantung pada kita sendiri. Angka ini akan turun pada saat perilaku di masyarkat semua kompak menjalankan protokol kesehatan, bergotong royong, angka ini akan turun. Apabila kita lengah lagi, angka ini akan naik lagi," kata Wiku dalam keterangan pers di kantor presiden, Kamis (1/10). 

Secara umum, tren penambahan kasus Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan penurunan. Sebaliknya, trennya masih terus meningkat. Sepanjang September lalu, hanya dua kali jumlah penambahan kasus harian di bawah 3.000 orang. Sisanya, selalu di atas 3.000 orang per hari. Bahkan per hari ini sudah 10 kali penambahan kasus tembus angka 4.000 per hari. 

Pada Kamis (1/10), penambahan kasus positif dilaporkan sebanyak 4.174 orang dalam 24 jam terakhir. Tren hari ini melanjutkan kenaikan, setelah pada awal pekan ini angka kasus harian merosot ke bawah angka 4.000 orang dalam sehari.  Selama tujuh bulan ini, jumlah kematian akibat Covid-19 di Tanah Air tercatat 10.856 orang. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement