REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Laznas BMH kian giat membantu masyarakat yang mengalami dampak kekeringan di berbagai tempat di Indonesia Timur, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).
Seperti yang dialami oleh Pesantren Assuffah Alaq yang sejak kemarau datang air menjadi kendala terbesar yang dialami oleh seluruh pengurus dan santri.
Bukan tanpa upaya, sebelum ini upaya mengebor telah dilakukan sebanyak tiga kali. Namun, belum juga menemukan sumber air yang diinginkan.
"Sudah tiga kali kami berupaya melakukan pengeboran sumur, namun belum takdirnya bertemu sumber air," ungkap Ustadz Ardansyah, pimpinan pesantren.
"Lokasi kami sebenarnya masih dalam lingkaran Kota Kupang, tepatnya di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alaq, Kota Kupang. Namun, air bukan hal mudah di sini," imbuhnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Laznas BMH pun membantu upaya menemukan sumber air ini dengan kembali melakukan pengeboran sumur. Diperkirakan pada kedalaman hingga 100 meter, baru bertemu sumber air.
"BMH sangat termotivasi melihat kegigihan dan semangat pengurus pesantren di sini yang terus berupaya menemukan sumber air. Mohon doa dari segenap kaum muslimin agar upaya pengeboran kali ini bersama BMH bisa bertemu sumber air. Sehingga, ke depan, pesantren tidak lagi perlu susah mendapatkan air apalagi harus mengalokasikan dana khusus untuk air ini," ungkap Kepala BMH Perwakilan NTT, Hasbullah.