REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persewar Waropen menerima keputusan penundaan kompetisi liga 2. Sekum Michael Rumabar, mengatakan, klub tentu tidak bisa berbuat apa-apa dengan adanya penundaan kompetisi liga 1 dan liga 2.
“Akibat dari penyebaran Covid-19 di Indonesia yang terus mengalami peningkatan, dan melalui pemerintah kita diinstruksikan untuk menunda pelaksanaan kompetisi, kita dari klub tidak bisa melawan makanya kita menyesuaikan saja apa yang menjadi kebijakan federasi, merujuk pada persoalan kemanusiaan,” ungkap Michael Rumabar.
Hanya saja, kata Michael, klub Persewar berharap penundaan ini tidak berlangsung lama, yang awalnya direncanakan sebulan, semoga memang sebulan sudah harus mulai.
"Rearrange jadwal pertandingan pun sudah harus segera dirilis... ," ujarnya.
Ia mengakui, penundaan tersebut dikhawatirkan akan menimbulkan kejenuhan pada pemain. “Karena kita menjalani satu persiapan yang sudah jauh hari, dan untuk menghadapi satu pertandingan yang tidak pasti, cukup membuat kita jenuh. Padahal kita sedang semangat-semangatnya mempersiapkan diri, dan saat menjelang kompetisi ada kendala dan harus ditunda, dan itu cukup mempengaruhi semangat kita,” ujarnya.
Namun sejauh ini, kata Michael, keputusan penundaan ini tidak menjadi masalah setelah mendengar dan memahami landasan dari harus ditundanya kompetisi yang akan dilangsungkan.
Michael mengakui penundanan ini bukan menjadi sesuatu yang disengaja, tapi memang untuk kepentingan orang banyak.
“Pada prinsipnya kita menyesuaikan dan menunggu, dan situasi ini cepat berakhir agar kompetisi bisa kembali bergulir, karena semua berharap kompetisi ini tetap berjalan, baik pemain, pengurus, pelatih, dan suporter dan seluruh bagian ekosistem sepak bola mengharapkan kompetisi bisa bergulir, secara khusus di Papua dan di Waropen,” papar Michael Rumabar.
Sisi positif yang bisa dihikmati dalam keputusan penundaan kompetisi ini,kata Michael, klub memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri secara matang dan terencana.
“Rencana dalam sebulan ini kita tentu manfaatkan dalam hal kesiapan tim, dari sisi teknis pemain, bisa lebih memantapkan diri,” tambahnya.
Ditanya soal kerugian, menurutnya, klub melihat kerugian pasti ada, namun dia menganggap kerugian ini bersifat relatif.
“Tentu berbicara tentang kerugian di posisi ini memang kita anggap relatif. Karena kita pada situasi sekarang benar-benar lagi dibayang-bayangi pandemi, kita dihadapkan dengan hal-hal di luar dugaan yang tak ada dalam rencana anggaran kita. Makanya kita perlu mengatur ulang finansial kita,” ungkap pria yang hobi sepak bola itu.