REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pandemi yang merebak sejak awal tahun ini telah membuat lesunya daya beli masyarakat yang juga berdampak pada industri properti. Untuk itu diperlukan kiat tersendiri bagi pengembang agar dapat bertahan dan meraih untung jelang penghujung akhir tahun ini.
Salah satunya seperti yang dilakukan pengembang properti Intiland yang memanfaatkan kesempatan akhir tahun ini melalui digital marketing. Adanya penerapan protokol kesehatan telah mendorong penyesuaian pada pola pemasaran produk properti. "Kami aktif dalam digital marketing melalui sosial media, expo online, webinar dan kegiatan lainnya,"kata Susan Pranata direktur pemasaran korporat Intiland, Kamis (1/10).
Kampanye digital yang dijalankan diakuinya cukup efektif karena langsung ke konsumen yang dituju. Apalagi dengan digital bisa mejangkau konsumen potensial yang tersebar di wilayah yang luas dan biaya yang lebih murah. Meski demikian, pihaknya tetap mengkombinasikannya dengan kegiatan off line. "Kalau properti tetap harus ada kunjungan ke lokasi untuk melihat dari dekat, tapi tetap mengutamakan protokol kesehatan,"katanya.
Salah satunya seperti yang dilakukan pada program Intiland Story: Fabulous Friday. Digelar selama tiga bulan mulai dari awal Oktober hingga akhir Desember 2020, program ini menawarkan kemudahan pembelian berbagai produk properti Intiland serta menggelar beragam talkshow dan diskusi secara daring di tujuh belas properti pilihan melalui akun Instagram (IG) Live.
Penyelenggaraan kampanye pemasaran secara digital ini dinilai tepat momentumnya seiring mulai adanya tren meningkatnya minat beli konsumen, khususnya yang berasal dari para pembeli akhir (end user). Selain itu, Perseroan juga telah menyelesaikan beberapa pembangunan proyek-proyek baru sehingga unitnya bisa langsung dihuni oleh pembelinya. "Kami nantinya akan meningkatkan kampanye digital ini ,"katanya.
Program Intiland Story: Fabulous Friday yang ditargetkan mampu meraup pendapatan Rp 500 hingga Rp 600 miliar ini diikuti 17 properti terbaik Intiland yang berlokasi di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya. Masyarakat juga bisa mendapatkan beragam kebutuhan produk properti mulai dari perumahan, apartemen, low-rise residential, perkantoran, komersial, SOHO, hingga unit pergudangan.