REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof KH Nasaruddin Umar
Surat yang posisinya terletak di deretan pertama Alquran ini sangat istimewa. Di antara bukti keistimewaannya tersebut adalah dari aspek penamaan.
Terdapat sejumlah fakta terkait penamaan surat Al-Fatihah. Di antaranya adalah sebagai berikut”
Pertama, meski tak satu pun kata "al-fatihah" di dalam surat pertama ini, Nabi Muhammad SAW sendiri memberi nama surat ini dengan istilah "pembuka al-kitab" (fatihah al-kitab).
Ini bagaikan kover yang menggambarkan keseluruhan isi Alquran. Ini juga mengisyaratkan selalu ada jalan terbuka bagi siapa pun yang ingin mendekatkan diri dengan-Nya. Penyebutan berulangkali diri-Nya sebagai Mahapenerima Taubat (al-Tawwab), Mahapengampun (al-Ghafur), Mahapemaaf (al-'Afuw), dan yang tak kalah penting nya Allah SWT hanya memperkenalkan satu-satunya konsep "bismillahirrahmanirrahim" (Atas nama Allah Yang Mahapemurah lagi Maha Penyayang), yang mengawali setiap surat dalam Alquran (kecuali surat at-Taubah [9]), mengisyaratkan betapa Allah SWT lebih menojol sebagai Mahapencinta dari pada Mahapemurka. Bahkan terkesan Allah SWT lebih menonjol untuk dicintai daripada untuk ditakuti.
Kedua, dinamai surat al-Fatihah, menurut Rauzabh al-Baql, karena menjadi kunci pembuka pintu-pintu gudang rahasia Alkitab. Surat ini juga menjadi kunci pembuka pintu gudang kelembutan firman Allah SWT. Barang siapa yang membukanya maka akan mendapatkan rahasia yang tersimpan di dalamnya.
Ketiga, ada tiga pendapat tentang turunnya surat al-Fatihah. Ada ulama yang mengatakan surat ini turun di Makkah (Makkiyyah), ada yang menga takan turun di Madinah (Madaniyyah), yang lainnya mengatakan surat ini turun dua kali. Sekali di Makkah dan turun lagi di Madinah karena itu surat ini disebut Allah al-sab' almatsani. وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
“Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Alquran yang agung.” (QS al-Hij [15]: 87).
Keempat, dalam sebuah riwayat disebutkan, sekiranya Alquran dipadatkan maka pemadatannya ialah surat al-Fatihah. Jika surat ini dipadatkan lagi, pema datannya terletak pada ayat pertamanya, "bismillahirrahmanirrahim" dan jika dipadatkan lagi, pemadatannya ialah huruf ba, ada lagi yang mengatakan titik di bawah huruf ba.
Kalangan mufasir mengatakan inti basmalah yang menjadi inti surat al- Fatihah ialah dua kata terakhirnya, yaitu al-Rahman al-Rahim yang biasa disebut sebagai induknya nama-nama Allah SWT (ummahat al-asma').
Kebetulan kedua kata ini berasal dari akar kata yang sama, yaitu rahima artinya cinta. Jadi, jika Alquran yang terdiri atas 6.666 ayat terdapat di dalam 114 surat atau 30 juz, kata pemadatannya ialah "cinta". Alangkah tidak eloknya sebuah tindakan yang memperatas namakan Alquran, tetapi mengumbar kebencian dan permusuhan, apalagi kekerasan.
Kelima, halaman demi halaman Alquran bertaburan nama-nama kelembutan (lutfiyah) Allah SWT. Nabi Muhammad SAW mengejahwentahkan ayat-ayat itu ke dalam bentuk kepribadian, yang digambarkan Sayyidatina 'Aisyah RA:
سُئِلَتْ عائِشةُ عن خُلُقِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، فقالَتْ: كان خُلُقُه القُرآنَ “Kana khulquhu Alquran (Akhlak Nabi ialah Alquran/HR Ibn Majah no 1.902).
Tentu sebagai umatnya, kita diminta untuk mencontoh akhlak nabi, sebagaimana ditegaskan dalam ayat:
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang meng harap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21).
Keenam, mungkin karena itulah maka surat al-Fatihah disebut induknya Alquran (Umm Alquran). Bahkan, dikatakan surat ini juga disebut induknya seluruh Alkitab (Umm al-Kutub) karena menjadi inti seluruh kitab suci sebelumnya, termasuk Taurat, Injil, dan Zabur.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa jika surat al-Fatihah ditimbang dengan keseluruhan surat lain dalam Alquran maka timbangan surat al-Fatihah tujuh kali lebih berat.
Ketujuh, surat al-Fatihah juga disebut sab' al-matsani karena Allah SWT menye butnya di dalam ayat: وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
"Dan sesungguh nya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Alquran yang agung." (QS al-Hijr [15]: 87).
Kedelapan surat al-Fatihah juga bisa disebut citra Allah SWT dan dengan sendirinya menjadi citra Nabi Muhammad SAW juga sebagaimana digambarkan Riwayat 'Aisyah RA di atas.
Nabi Muhmmad SAW pernah meminta umatnya untuk mencontoh citra dan sifat Allah SWT (takhallaqu bi akhlaq Allah). Seruan Alquran dan hadis Nabi sesungguhnya tidak lain agar menancapkan citra Ilahi dan kenabian di dalam diri, keluarga, dan masyarakat.
Kesembilan, ini juga disebut surat Al-Wafiyah karena dalam kenyataannya surat ini banyak dilibatkan di dalam upaya menyembuhkan atau memberi kan daya tahan spirit kepada umat. Bahkan, dalam suatu riwayat disebut kan seorang budak perempuan, pernah digigit ular lalu dibacakan surat al-Fatihah, kemudian sembuh. (HR Bukhari no 5.007).