Kamis 01 Oct 2020 23:10 WIB

Pakar: Masyarakat Butuh Panutan Terapkan Protokol Kesehatan

Hingga kini, masih banyak masyarakat yang abai akan pentingnya protokol kesehatan.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Seorang warga berolahraga dengan membawa anjing peliharaan di jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis  (1/10/2020). Perbandingan jumlah kasus positif dengan akumulasi tes COVID-19 atau positivity rate di Ibu Kota sepekan terakhir sebesar 10,3 persen dengan tingkat kesembuhan mencapai 81,1 persen.
Foto: WAHYU PUTRO A/ANTARA
Seorang warga berolahraga dengan membawa anjing peliharaan di jalan MH Thamrin Jakarta, Kamis (1/10/2020). Perbandingan jumlah kasus positif dengan akumulasi tes COVID-19 atau positivity rate di Ibu Kota sepekan terakhir sebesar 10,3 persen dengan tingkat kesembuhan mencapai 81,1 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus baru virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Indonesia yang terus bertambah karena banyak masyarakat masih mengabaikan menerapkan protokol kesehatan. Untuk menekan penularan Covid-19, publik membutuhkan panutan atau role model untuk menjadi contoh menerapkan protokol kesehatan kemudian diharapkan menimbulkan persepsi yang sama di benak mereka.

Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Turro Wongkaren menjelaskan, kondisi masyarakat Indonesia beragam, sehingga kondisinya tidak sama ketika menerima informasi dan memahami sesuatu.

Baca Juga

"Ini jadi tugas kita untuk memberikan penyadaran kepada mereka semua bahwa Covid-19 tidak pandang bulu, siapapun bisa terinfeksi Covd-19 kalau tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Karena itu dibutuhkan pendekatan yang paling cocok yaitu adanya role model yang menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker," ujarnya saat mengisi konferensi virtual Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bertema 'Pencegahan Covid-19: Beda Masyarakat, Beda Strategi?', Kamis (1/10).

Ia menyebutkan sosok yang bisa menjadi role model bisa seorang tokoh agama, tokoh masyarakat, selebritis. Menurutnya, adanya role model ini supaya masyarakat melihat adanya satu kesatuan protokol kesehatan yang benar. Ia menambahkan, keberadaan figur role model sangat penting karena seringkali masyarakat disuguhi pemandangan melihat pejabat, pemerintah daerah (pemda) ketika hadir di rapat ternyata tidak memakai masker.

"Akhirnya masyarakat berpikir pakai masker tidak terlalu perlu karena bapak ibu pejabat kalau ngomong berdekatan tidak pakai masker," ujarnya.

Terkait figur yang bisa menjadi role model, menurutnya harus melihat masing-masing wilayah dan komunitas. Sebab, dia melanjutkan, komunitas bermacam-macam dari berbagai asalnya, misalnya seperti pemimpin agama yang berpengaruh, tokoh adat atau memiliki kesamaan budaya seperti Sunda, Jawa, kemudian komunitas profesi seperti kumpulan dokter, ekonom, bahkan komunitas berdasarkan hobi.

"Masing-masing memiliki karakteristik sendiri dan memiliki pemimpin menjadi role model yang dianggap penting karena bisa mempengaruhi, termasuk influencer," ujarnya.

Kemudian, dia melanjutkan, begitu tokoh role model ini berbicara, maka semua pengikutnya termasuk masyarakat mendengarkan. Lebih lanjut, ia meminta yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengidentifikasi siapa influencer diantara masyarakat tersebut. Kemudian, pemerintah bisa berbicara ke influencer untuk menyatukan cara berpikir, cara pandang, dan ikut menanggulangi Covid-19. 

photo
Infografis Waspada Covid-19 di Restoran - (republika.co.id)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement