Jumat 02 Oct 2020 05:51 WIB

Permintaan Ambulans Berkontribusi terhadap Penjualan Isuzu

Isuzu mencatat, total penjualan pada Agustus 2020 sebanyak 364.034 unit ytd.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Foto udara mobil ambulance yang sedang dalam proses perakitan di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Isuzu menyebutkan permintaan mobil bulan ini didorong oleh kendaraan untuk ambulans.
Foto: ANTARA/Fakhri Hermansyah
Foto udara mobil ambulance yang sedang dalam proses perakitan di Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Isuzu menyebutkan permintaan mobil bulan ini didorong oleh kendaraan untuk ambulans.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri otomotif terus berupaya bertahan di tengah pandemi. Sebab, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)  yang diterapkan di sejumlah daerah guna memutus rantai penyebaran Covid-19 telah menekan volume penjualan kendaraan. 

Marketing Division Head PT Isuzu Motor Indonesia Attias Asril menyatakan, volume penjualan turun. Perusahaan mencatat, total penjualan pada Agustus 2020 sebanyak 364.034 unit year to date (YTD). Pada periode sama tahun lalu sebanyak 677.085 unit YTD. 

Sementara penjualan ritel pada Agustus 2020 sebanyak 10.488 unit YTD. Jumlah ini menurun dari Agustus 2019 yang sebanyak 13.108 unit YTD. 

Attias menyebutkan, saat ini permintaan mobil ambulans cukup besar. Isuzu bahkan harus memiliki stok tersedia atau ready stock

"Kalau di Isuzu hampir semua tenaga kita jadikan unit pelayanan kesehatan, mobil ELF juga bahkan Isuzu Mu-X. Ada dealer kita lakukan serah terima ambulans dari new varian kendaraan kita, jadi sumbangan layanan kesehatan cukup besar ke penjualan Isuzu secara keseluruhan," jelasnya dalam diskusi secara daring yang digelar Astra, Kamis (1/10).

Terkait usulan pajak kendaraan nol persen untuk kendaraan baru, yang diajukan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu), menurutnya berpotensi mendongkrak daya beli masyarakat terhadap kendaraan. "Hari ini sedikit banyak ada dampak yang mana orang menunggu apakah ini akan jalan atau tidak. Jadi, membuat agak tertahan," ujarnya dia. 

Ia menilai, jika kebijakan pajak nol persen tersebut diberlakukan, daya beli dapat naik. Sebab harga mobil menjadi turun. 

Namun Attias menyampaikan, hal berbeda kemungkinan terjadi pada kendaraan komersial. Sebab pembelian kendaraan jenis ini akan sangat tergantung pada kebutuhan aktivitas bisnis sebuah perusahaan.

Artinya kebutuhan kendaraan akan terkait langsung dengan aktivitas bisnis pelanggan Isuzu, sehingga apabila stimulus dari pemerintah mampu menggerakkan roda bisnis, maka akan berdampak langsung terhadap kendaraan komersial.

"Tapi, kalau insentifnya diberikan untuk harga kendaraannya, sementara bisnisnya masih tersendat. Mungkin dampaknya tidak terlalu besar," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement