Jumat 02 Oct 2020 09:30 WIB

Tim Investigasi untuk Selidiki Pembunuhan di Intan Jaya

Selain pembentukan tim investigasi, proses penegakkan hukum yang dilakukan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Menko Polhukam, Mahfud MD.
Foto: Dok. Humas Kemenko Polhukam
Menko Polhukam, Mahfud MD.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan membentuk tim investigasi gabungan untuk mengungkap sejumlah peristiwa pembunuhan di Intan Jaya, Papua. Tim yang juga akan diisi oleh sejumlah tokoh dan akademisi itu akan dibentuk dalam waktu dekat.

"Pemerintah akan membentuk tim investigasi gabungan yang bisa lebih objektif menggali ini agar tidak menimbulkan kontroversi," ungkap Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, kepada wartawan dalam konferensi pers daring, Kamis (1/10).

Mahfud menjelaskan, selain akan melibatkan pejabat-pejabat terkait, tim tersebut juga akan diisi oleh tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, hingga akademisi. Pembentukan tim itu akan dilakukan dalam waktu dekat untuk menggali fakta-fakta yang ada di lapangan dan kemudian melaporkannya kepada pemerintah.

"Akan segera dibentuk dalam waktu singkat ini untuk menggali fakta-fakta dan melaporkan kepada presiden melalui Menko Polhukam sesuai dengan disposisi yang saya terima dari Istana," jelas dia.

Selain pembentukan tim investigasi, proses penegakkan hukum yang dilakukan oleh pihak kepolisian juga terus dilaksanakan. Pihak kepolisian akan mengungkap kasus-kasus tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Beberapa waktu lalu, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Herman Asaribab, memerintahkan jajarannya untuk melakukan investigasi di Diatrik Hitadipa, Intan Jaya, Papua. Investigasi dilakukan untuk menyikapi perkembangan penanganan tertembaknya Pendeta Yeremia Zanambani.

"Tim sudah berangkat sejak hari Minggu langsung ke Distrik Hitadipa untuk melaksanakan pendalaman dan investigasi terhadap insiden tertembaknya Pendeta Yeremia Zanambani," ujar Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Letkol Arm Reza Nur Patria, saat dikonfirmasi, Selasa (22/9).

Pangdam XVII/Cenderawasih menugaskan Danrem 173/PVB, Brigjen TNI Iwan Setiawan, dan Asintel Kasdam XVII/Cenderawasih, Kol Inf Ardian Triwasana, untuk melakukan investigasi tersebut. Pihaknya menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Pendeta Yermia Zanambani yang tertembak di Distrik Hitadipa pada Sabtu (19/9) lalu.

"Kita doakan bersama semoga almarhum Pendeta Yermia Zanambani diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan semoga situasi di Intan jaya semakin kondusif sehingga pembangunan dapat dilanjutkan," kata Reza.

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Pendeta Gomar Gultom, menyatakan mengecam keras penembakan yang menewaskan tokoh suku Moni, Papua, itu. Menurut Gomar, Majelis Pekerja Harian (MPH) PGI tengah mendalami kejadian tersebut.

"Berdasarkan laporan dari pimpinan GKII serta media Papua, diduga ditembak oleh pasukan TNI dalam suatu operasi militer, Sabtu (19/9) saat beliau hendak ke kandang babinya," kata Gomar saat dikonfirmasi, Senin (21/9).

Sementara itu, dia juga mendapat informasi dari media massa nasional yang memberitakan hal itu adalah ulah KKSB. Kejadian itu, kata dia, selain menyebabkan duka mendalam, juga membuat tujuh hingga delapan jemaat lokal kini kosong karena semua ketakutan dan lari ke hutan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement