Jumat 02 Oct 2020 14:44 WIB

Qodari: Partai Ummat akan Berebut Lahan dengan Parpol Islam

Pengamat meniai Partai Ummat akan bersaing keras mendapat suara pemilih Islam.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Tangkapan layar video mantan Ketua MPR Amien Rais yang mengumumkan nama partai barunya, yakni Partai Ummat, Kamis (1/10).
Foto: Tangkapan layar
Tangkapan layar video mantan Ketua MPR Amien Rais yang mengumumkan nama partai barunya, yakni Partai Ummat, Kamis (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari skeptis dengan Partai Ummat yang dideklarasikan oleh Amien Rais. Menurutnya, partai tersebut akan berebut suara di segmen pemilih yang sudah berafiliasi dengan partai Islam yang sudah eksis saat ini.

"Jadi boleh dibilang Partai Ummat ini nanti jadi berebut lahan dengan partai-partai berbasis Islam lainnya, arahnya kesana," ujar Qodari kepada Republika.co.id, Jumat (2/10).

Baca Juga

Hal ini terlihat dari video mukadimah dari Amien yang diunggahnya pada Kamis (1/10). Di mana Alquran menjadi rujukan Partai Ummat, yang menerapkan asas Islam rahmatan lil’alamin.

Selain itu, sosok Amien yang berafiliasi dengan Muhammadiyah juga dipastikan menjadi alasan Partai Ummat hanya diminati oleh segmen pemilih Islam. Ditambah dengan ideologi dan pemikirannya yang digandrungi oleh sebagian pihak saja.

"Kalau lebih spesifik lagi, Islam itu ada Islam tradisional dan modernis. Maka kemudian Partai Ummat ini akan berebut suara dengan PAN dan PKS, ditambah mungkin Partai Gelora sebagai partai baru," ujar Qodari.

Tetapi untuk bersaing di ceruk pemilih Islam saat ini dinilainya sangatlah sulit. Alasan pertama, sudah banyak kelompok Islam yang identik dengan satu partai. Misalnya, para nahyidin yang berafiliasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Selanjutnya, ada PKS, PAN, dan PPP yang identik dengan pemilih Islam modern. Ditambah dengan Partai Bulan Bintang (PBB) yang sudah eksis terlebih dahulu dari Partai Ummat milik Amien.

"Itu (total suara partai Islam) kalau suaranya digabung di 2014 hanya sekitar 31 persen, dan di 2019 hanya 30 persen. Polanya itu adalah kenaikan suatu partai dibarengi dengan penurunan suara partai lainnya," ujar Qodari.

Alasan kedua, ia sesungguhnya melihat bahwa segmen pemilih partai Islam tidaklah besar. Hal ini terlihat dari total suara partai Islam di setiap pemilihan umum (Pemilu) yang terus menurun. Hanya PKB yang konsisten, karena basis nahyidin yang menjadi pendukung utamanya.

"Jadi Partai Ummat tidak bisa bicara jadi juara, jangankan juara mungkin sekarang tantangannya suaranya bisa lebih besar atau mengalahkan yang sudah ada. Khususnya PAN," ujar Qodari.

Diketahui, mantan Ketua MPR Amien Rais resmi mengumumkan nama partai politik barunya, yakni Partai Ummat. Ia mengatakan, partai barunya itu bertekad untuk melawan kezaliman yang dilakukan oleh negara dan menegakkan keadilan.

“Partai Ummat InsyaAllah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya melawan kezaliman dan menegakkan keadilan,” ujar Amien dalam video yang diunggahnya di Youtube, Kamis (1/10).

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement