REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menilai Partai Ummat yang dikomandoi Amien Rais akan sulit bersaing dengan partai lain yang sudah eksis. Khususnya, dengan Partai Amanat Nasional (PAN) yang merupakan induk partai bentukan mantan Ketua MPR itu.
"Partai Ummat tidak bisa bicara jadi juara. Jangankan juara, mungkin sekarang tantangannya suaranya bisa lebih besar atau mengalahkan yang sudah ada, khususnya PAN," ujar Qodari kepada Republika.co.id, Jumat (2/10).
PAN menjadi tantangan pertama dan utama dari Partai Ummat. Sebab, tak sedikit pemilih yang mendukung partai berlambang matahari itu karena sosok Amien yang sempat menjadi ketua umum.
Selain itu, ini merupakan ajang pembuktian bagi Amien dan loyalisnya yang sebelumnya menggembor-gemborkan berdirinya sebuah partai baru. Imbas dari hasil Kongres V PAN yang memilih Zulkifli Hasan sebagai ketua umum.
"Ini eksperimen politik yang benar-benar menarik, Amien Rais yang benar-benar membentuk partai politik baru, kemudian bertarung melawan PAN di Pemilu 2024," katanya.
Tetapi, Partai Ummat juga dipastikan akan sulit bersaing dengan partai lain yang berbasis pemilih Islam, seperti PKB, PKS, PPP, ditambah PBB. Meskipun sosok Amien merupakan mantan Ketua PP Muhammadiyah, yang memiliki basis pendukungnya tersendiri.
"Kalau lebih spesifik lagi, Islam itu ada Islam tradisional dan modernis. Maka kemudian Partai Ummat ini akan berebut suara dengan PAN dan PKS, ditambah mungkin Partai Gelora sebagai partai baru," ujarnya.
Diketahui, mantan Ketua MPR Amien Rais resmi mengumumkan nama partai politik barunya, yakni Partai Ummat. Ia mengatakan, partai barunya itu bertekad untuk melawan kezaliman yang dilakukan oleh negara dan menegakkan keadilan.
"Partai Ummat Insya Allah bertekad akan bekerja dan berjuang bersama anak bangsa lainnya melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," ujar Amien dalam video yang diunggahnya di Youtube, Kamis (1/10).